JAKARTA – Holding BUMN pertambangan, MIND ID telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengejar target net zero emission (emisi karbon 0%) pada 2060 yang disiapkan untuk mengejar target jangka pendek mencapai pengurangan emisi karbon hingga 20% pada 2030.

Salah satu strategi penurunan emisi karbon yang kini diandalkan adalah penghutanan kembali (reforestasi) kawasan bekas tambang.

Dany Amrul Ichdan, Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID  mengungkapkan untuk mengejar target pengurangan emosi karbon tidak akan terlepas dari reforestasi yang memiliki kontribusi yang signifikan untuk menuju net zero emisi.

Hingga 2021, MIND ID sudah merealisasikan program reforestasi ini di 17.267 ha dari total area tambang MIND ID.

“Reforestasi ini adalah instrumen terbanyak dan terbaik untuk menyerap karbon, sehingga kontribusinya sangat besar untuk menurunkan emisi karbon.  Dari 17.267 hektare lahan yang kami reforestasi kami perkirakan sudah bisa menyerap 195.000 nilai karbon,” kata Dany, Jumat (9/12).

Reforestasi tersebut akan disertai strategi lain yang akan memperkuat tercapainya Peta jalan menuju net zero emission antara lain meningkatkan penggunaan gas bumi sebesar 40%-50% dari 2021 hingga 2030. Selain itu juga fokus pada pemanfaatan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan atau ramah lingkungan.

Kebijakan MIND ID yang gencar untuk mengejar target Net Zero Emissions sesuai dengan strategi Kementerian BUMN yang  mempersiapkan tiga program simultan, yaitu Pertama, Renewable Development melalui Energy Transition Mechanism (ETM). Kedua, pengembangan EV Ecosystem. Ketiga, Green Industrial Cluster.

Selain reforestasi upaya lain untuk kejar Net Zero Emissions adalah pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik.

Dany menjelaskan, MIND ID melalui IBC masuk dalam ekosistem pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) melalui produksi baterai sendiri. Dengan demikian, IBC bisa memaksimalkan hilirisasi pemanfaatan aluminium dan nikel di Indonesia.

Roadmapnya, pada 2021-2023 IBC fokus pada pengembangan prototype baterai untuk motor listrik. Kemudian pada 2027, ekspansi kapasitas produksi baterai EV, hingga kemudian pada 2030 IBC sudah harus menguasai teknologi baterai. (RI)