JAKARTA- PT Pertamina Gas (Pertagas), perusahaan terafiliasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Pertamina (Persero), resmi mengalirkan gas (gas-in) ke lokasi Pembangkit Listrik (Power Plant) BOB Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau. Dengan adanya aliran gas ini, diharapkan tidak ada lagi kendala operasi kelistrikan dan dapat mengurangi biaya operasi dalam rangka untuk meningkatkan produksi minyak bumi di BOB PT BSP–Pertamina Hulu.

Peresmian pengaliran gas tersebut dilakukan secara langsung di lokasi Pembangkit Listrik (Power Plant) BOB Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Jumat (28/8). Kegiatan ini juga dilakukan secara video conference (daring) yang dihadiri oleh Sekjen dan Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Gubernur Riau Syamsuar, Bupati Siak Alfedri, Direktur PT Bumi Siak Pusako Iskandar, Direktur PT Pertamina Gas Wiko Migantoro, Direktur PT PHE CPP Taufik Aditiyawarman serta pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan pengaliran gas ini.

BOB PT BSP- Pertamina Hulu dan PT Pertamina Gas telah melakukan kerja sama yang dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) beserta amendemennya yang ditandatangani sejak bulan Oktober 2019. Di dalam perjanjian tersebut, PT Pertamina Gas menyediakan gas yang dibutuhkan oleh BOB PT BSP–Pertamina Hulu sebesar 6 MMSCFD untuk kebutuhan operasi Pembangkit Listrik di Wilayah Kerja Blok CPP yang bertujuan memenuhi target produksi minyak bumi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Untuk mengalirkan gas yang sumbernya berasal dari KKKS PHE Jambi Merang, selanjutnya PT Pertamina Gas bekerja sama dengan PT BSP Zapin yang merupakan anak perusahaan dari PT Bumi Siak Pusako, telah membangun pipa distribusi gas beserta fasilitasnya di titik TGI SV 1401 yang berada di Kecamatan Koto Gasib sepanjang 67 km menuju Pembangkit Listrik BOB PT BSP–Pertamina Hulu yang berada di Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak.

Nicke Widyawati, Dirut Pertamina, mengatakan pembangunan pipa distribusi gas ini berjalan lancar dan selamat meski dilakukan dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga pengaliran gas dapat dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2020, lebih cepat dari target yang diharapkan selesai pada September 2020.

“Jadi proyek ini sudah selesai dilaksanakan dan selesai lebih cepat dari yang direncanakan selesai pada September 2020 namun sekarang sudah bisa dioperasikan. Pipa gas sepanjang 67 km ini tentu bisa menyerap anggaran yang dapat membantu peningkatan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Nicke dalam penjelasan secara virtual.

Nicke mengatakan, Riau merupakan provinsi yang strategis bagi Pertamina grup, di mana banyak aktifitas pekerjaan migas yang dilakukan Pertamina dan anak usahanya baik di hulu maupun hilir Provinsi Riau. Dia juga berharap, program ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Siak.

“Seluruh produksi dan distribusi kami laksanakan baik gas maupun BBM dan juga LPG , baik untuk industri maupun untuk masyarakat Riau. Dan dari sisi tugas kita dalam menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina juga telah melakukan pemenuhan lifting minyak yang dilakukan BOB PT BSP – Pertamina Hulu, sehingga tanggal 25 Agustus kemarin Pertagas telah melakukan ujicoba penyaluran gas untuk pembangkit listrik BOB,” katanya.

Raihan, General Manager BOB PT BSP Pertamina Hulu Raihan, mengatakan penyaluran gas ini berdampak pada penghematan biaya produksi BOB Siak. Bahkan penghemata bisa hingga US$1 juta per bulan atau USD 12 juta per tahun atau sekitar Rp174 miliar.

“Mulai hari ini, BOB PT BSP Pertamina Hulu dipasok secara penuh oleh Pertagas, sebagai supplier gas yang baru dan kita harapkan secara biaya akan hemat hingga $ 1 juta perbulan, sehingga tercapainya tingkat produksi minyak yang optimal dari BLOK CPP,” ujar Raihan.

Gubernur Riau Syamsuar menyambut baik penyaluran perdana gas ke BOB PT BSP – Pertamina Hulu ini. Kehadiran Pertagas untuk menyalurkan gas ke BOB di Siak ini sangat bermanfaat untuk efisiensi biaya produksi.

“Kami berharap tidak ada lagi kendala yang berkaitan ekspolrasi migas di wilayah Riau, dan dapat meningkatkan produksi migas di ladang migas di Riau. Pemprov Riau dan pemerintah daerah di Riau selama ini juga masih bergantung dengan dana bagi hasil migas yang merupakan penghasilan terbesar di Provinisi Riau,” kata Syamsuar.

Dia juga berharap, proses penyaluran gas ini tidak ada kendala dan dapat meningkatkan kinerja di ladang minyak Blok CPP. “Dan kami atas nama Pemprov Riau mengucapkan selamat kepada BOB PT BSP- Pertamina Hulu dan PT Pertamina Gas, dan kami siap mendukung pelaksanannya dan mudah-mudahan kehgitan ini berjalan lancar dan tidak terganggu, yang selama ini terganggu listrik kini mudah-mudahan dengan adanya bantuan Pertagas ini tidak ada lagi kendala berarti baik untuk kegiatan eksplorasi maupun produksi,” kata Syamsuar.

Selama ini BOB PT BSP – Pertamina Hulu mendapatkan suplai gas dari KKKS EMP Malacca Strait. Namun Perjanjian Jual Beli Gas dengan EMP Malacca Strait telah berakhir pada 4 Agustus 2020. Dengan telah mengalirnya gas ini, diharapkan tidak ada lagi kendala operasi kelistrikan dan dapat mengurangi biaya operasi dalam rangka untuk meningkatkan produksi minyak bumi di BOB PT BSP–Pertamina Hulu. (RA)