JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana untuk kembali mencari pendanaan eksternal guna membiayai operasional perusahaan serta yang utama adalah untuk investasi beberapa proyek besar yang sedang digarap perusahaan, seperti di Pomalaa serta Bahadopi.

Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Vale Indonesia, menyatakan setelah sempat hanya mengandalkan pendanaan internal berkat kondisi kas positif yang didorong oleh harga komoditas nikel, kini manajemen kembali mempertimbangkan untuk mencari pendanaan eksternal. Ini tidak lepas dari kondisi harga nikel yang sedang turun beberapa waktu terakhir.

“Kalau find rising pasti ada, rencana itu ada. Tapi tergantung misalnya kondisi harga nikel. Kalau nikel seperti kemarin kita nggak perlu, sudah tercukupi,” kata Bernardus dalam konferensi pers, Jumat (5/5).

Menurut dia jika harga nikel seperti tahun lalu saja itu sangat positif karena manajemen bisa menabung sehingga kas perusahaan bisa tercukupi jadi tidak perlu mencari pendanaan luar lagi.

“Dengan harga nikel naik kita bisa mengakumulasi kas lebih banyak. Tapi kalau harga nikel spt saat ini berlangsung, katakanlah sampai tahun depan itu pasti akan ada kebutuhan suntikan dana dari luar, yang bisa kita tutup entah itu dengan Bond atau hutang bank. Ini sedang kita persiapkan,” jelas Bernardus.

Harga nikel sendiri turun dikisaran US$20 ribuan per ton. Adapun kemarin (5/5), harga nikel turun 2,94% menjadi US$ 23.962 per ton. Sepanjang 2023 berjalan, harga nikel LME sudah turun sekitar 29,80 persen dari posisi US$31.150 per ton di awal tahun.

Manajemem Vale sendiri berharap tidak ada lagi penurunan harga atau tetap di atas level US$20 ribu per ton.

Febriany Eddy, Presiden Direktur Vale Indonesia, mengatakan penurunan harga nikel yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar, dan umumnya penurunan harga komoditas akan mempengaruhi harga sahamnya. “Tapi kita tidak melihat penurunan harga itu sifatnya permanen. kita masih berharap bahwa level harga nikel di atas US$20.000, itu masih wajar dengan memperhatikan kondisi pasar saat ini. Jadi mungkin kalau turun hanya turun sesaat, tidak trennya turun terus menerus dalam waktu yang lama,” kata Febriany. (RI)