NEW YORK- Harga minyak melonjak ke level tertinggi baru dalam 13 bulan pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (25/2) pagi WIB. Hal ini didorong data Pemerintah AS yang menunjukkan penurunan produksi minyak mentah setelah cuaca beku mendalam pekan lalu hingga menyebabkan penutupan besar-besaran fasilitas produksi di Texas.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2021 terangkat US$1,67 atau 2,6%, menjadi menetap di US$67,04 per barel. Patokan global ini mencapai puncak sesi perdagangan ke level US$67,30 per barel, tertinggi sejak 8 Januari 2020.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April berakhir US$1,55 atau 2,5% lebih tinggi pada US$63,22 per barel, setelah menyentuh level US$63,37 per barel, juga tertinggi sejak 8 Januari 2020.

Menurut Badan Informasi Energi AS (IEA), produksi minyak mentah AS turun pekan lalu lebih dari 10% atau satu juta barel per hari, selama badai musim dingin yang langka di Texas, menyamai penurunan mingguan terbesar yang pernah ada. Input minyak mentah ke kilang-kilang turun ke level terendah sejak September 2008 karena cuaca beku tersebut juga mematikan listrik.

“Jika Anda mendapatkan penurunan seperti itu dalam satu minggu produksi EIA, Anda kemungkinan besar akan mendapatkan lebih banyak setelah itu,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures di Chicago.

Flynn menambahkan ada kekhawatiran bahwa hal itu akan menjadi penurunan produksi permanen jangka panjang.

Lalu lintas di alur kapal Houston perlahan-lahan kembali normal tetapi terminal masih menghadapi beberapa masalah. Setelah hampir seperempat kapasitas penyulingan nasional menganggur karena pembekuan, penyulingan juga mulai kembali beroperasi minggu ini.

Reli tersebut melanjutkan pergerakan minyak yang stabil ke tingkat yang tidak terlihat sejak sebelum pandemi virus corona karena peningkatan distribusi vaksin dan perkiraan untuk permintaan baru.

Harga minyak telah menguat sekitar 30% sejak awal tahun, didorong juga oleh pemotongan pasokan yang sedang berlangsung oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.

Produsen minyak OPEC+ akan membahas pelonggaran moderat pembatasan pasokan minyak mulai April mengingat pemulihan harga, sumber OPEC+ mengatakan, meskipun beberapa menyarankan bertahan stabil untuk saat ini mengingat risiko kemunduran baru dalam pertempuran melawan pandemi.

Beberapa investor menumpuk kontrak opsi minyak hingga US$100 karena minat terhadap komoditas-komoditas saat lindung nilai (hedging) terhadap tekanan inflasi meningkat, menurut sumber industri. (RA)