JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) saat ini semakin fokus untuk menyelesaikan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat. Guna mempersiapkan bahan baku pabrik pemurnian itu, perusahaan negara di sektor pertambangan ini hanya mengekspor separuh dari produksi bauksitnya.

Seperti diungkapkan Corporate Secretary Antam, Tedy Badrujaman pada Februari 2013, penyelesaian konstruksi proyek CGA Tayan saat ini sudah hampir 90%. Dijadwalkan, pabrik pemurnian bijih bauksit itu sudah akan memasuki tahap uji coba, pada Kuartal Ketiga tahun ini.

Maka dari itu, kata Tedy, Antam saat ini lebih berfokus untuk memanfaatkan cadangan bauksit yang dimiliki, guna memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik tersebut. Produksi bauksit Antam pada 2012 pun, hanya sekitar separuh yang dijual ke luar negeri.

Pada 2012 Antam memproduksi 194.190 wet metric ton (wmt) bijih bauksit, lebih tinggi dibandingkan volume yang ditargetkan sebesar 100.000 wmt. Keseluruhan produksi bauksit Antam itu berasal dari Tambang Tayan, di Kalimantan Barat.

Meski demikian, pada 2012 Antam hanya menjual 97.402 wmt bauksitnya, dengan total nilai penjualan Rp29 miliar. Untuk 2013, kata Tedy, Antam menargetkan produksi bauksit mencapai 350.000 wmt. Sama dengan tahun lalu, produksi bauksit di 2013 juga akan disiapkan untuk bahan baku pabrik CGA.

Corporate Secretary Antam, Tedy Badrujaman.

Untuk terus menggenjot produksi bauksitnya, Antam pun menggalakkan kegiatan eksplorasi. Selain di Tayan, eksplorasi bauksit oleh Antam juga dilakukan di Mempawah – Kabupaten Landak, dan di Munggu Pasir – Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Pada 2012, biaya yang dikeluarkan Antam untuk eksplorasi bauksit mencapai Rp15,5 miliar. Eksplorasi bauksit di Mempawah bertujuan untuk meningkatkan klasifikasi sumber daya bauksit, dari sumber daya tereka menjadi sumber daya terukur. Di area ini dilakukan sumur uji; pengukuran kisi; dan pemercontoan.

Di Tayan, tim eksplorasi Antam melakukan rangkaian aktivitas eksplorasi bauksit, yang bertujuan meningkatkan klasifikasi sumber daya bauksit, dari sumber daya terindikasi menjadi sumber daya terukur. Aktivitas yang dilakukan meliputi pengukuran kisi; analisa petrografi dan XRD; sumur uji; pemercontoan; dan penelitian BJ & MC.

Sedangkan di Munggu Pasir, aktivitas eksplorasi ditujukan untuk meningkatkan klasifikasi sumber daya bauksit, dari sumber daya terindikasi menjadi sumber daya terukur, meliputi aktivitas pengukuran kisi; analisa petrografi dan XRD; sumur uji; pemercontoan; serta penelitian BJ dan MC.

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)