JAKARTA – Pemerintah gerak cepat dalam penyediaan infrastruktur gas. Pasalnya gas akan menjadi opsi transisi energi yang akan ditempuh menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Selain itu pasokan gas juga diperkirakan akan berlebih dalam beberapa tahun mendatang.

Ada tiga proyek pipa yang selama ini mangkrak bertahun-tahun karena tidak kunjung dibangun pemenang lelang diambil alih pemerintah dan rencananya akan dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Selain pipa ruas Cirebon-Semarang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengusulkan dua proyek pipa lain untuk dibangun dengan dana APBN, yakni Pipa West Natuna Transportation System (WNTS)-Pulau Pemping dan Dumai-Sei Mangkei.

Ego Syahrial, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, mengatakan ketiga ruas pipa itu kini menjadi prioritas utama untuk segera dibangun. Ketiganya diusulkan untuk dibangun menggunakan anggaran negara. “Tujuannya memanfaatkan pengalihan gas ekspor,” kata Ego di Jakarta, awal pekan ini.

Tiga ruas pipa tersebut sebenarnya sudah masuk dalam proyek Strategis Nasional. Namun, pembangunan ketiga pipa transmisi gas ini tak kunjung terealisasi. Bahkan, Pipa Cirebon-Semarang dan WNTS-Pemping seharusnya sudah selesai sejak lama.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM 6015K/12/MEM/2016, Pipa WNTS-Pemping sepanjang 4,25 kilometer (km) direncanakan memiliki kapasitas 120 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Pipa ini rencananya mengalirkan pasokan gas dari Lapangan Gajah Baru yang dikelola Premiere Oil ke pembangkit listrik di Batam. Berdasarkan kajian awal dulu proyek senilai US$89 juta ini ditargetkan beroperasi pada kuartal I-2018 silam.

Pipa Sei Mangkei-Dumai harus dikaji kembali atau dilakukan Feasibility Study (FS) ulang karena FS terakhir dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada 2014 lalu. Pipa Sei Mangkei-Dumai direncanakan memiliki diameter 12-28 inchi dengan investasi sekitar US$483 juta.

Djoko Siswanto, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) pemerintah perlu turun tangann lantaran pemanfaatan gas domestik selama ini terkendala infrastruktur pipa gas yang belum tersambung sementara beberapa proyek pipa justru tidak kunjung selesai selama bertahun-tahun.

Adapun berdasarkan perhitungan kebutuhan anggarannya diproyeksikan sekitar Rp8 triliun untuk Pipa Cirebon-Semarang dan Sei Mangkei-Dumai.

Pemerintah memang berambisi untuk tingkatkan penggunaan gas di dalam negeri. Salah satunya dengan mengalihkan ekspor gas dari blok Corridor, Sumatera Selatan. Nantinya pada tahun 2023 gas dari blok Corridor akan dialihkan ke dalam negeri dari selama ini yang masih mengalir ke Singapura.

Untuk itu, pemerintah berencana menyambungkan pipa gas dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung timur Pulau Jawa.

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), ekspor gas tercatat sebesar 714,26 juta kaki kubik per hari MMscfd hingga akhir September 2020. Realisasi ini lebih rendah dari kontrak yang sebesar 814,43 MMscfd. Ekspor gas melalui pipa ini yakni ke Singapura dan Malaysia.(RI)