JAKARTA – Realisasi investasi hulu migas pada tahun ini diproyeksi tidak akan mencapai target.

Hingga akhir 2019, investasi hulu migas diproyeksi hanya sekitar US$12 miliar. Padahal untuk tahun ini investasi sektor hulu migas dipatok US$14,7 miliar.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan dalam perkembangannya investasi banyak digenjot pada akhir tahun ini. Ini terlihat dari realisasi Oktober yang baru mencapai US$8,4 miliar. Namun SKK Migas optimistis bisa mencapai US$12 miliar di akhir tahun.

“Kami sudah hitung, perkiraan kami (realisasi investasi hulu migas) bisa sampai US$12 miliar,” kata Dwi di Jakarta, Rabu (13/11).

Menurut Dwi, banyak realisasi investasi belum sempat dilaporkan, karena itu proyeksi yang diperkirakan tidaklah berlebihan. Apalahi kecenderungannya investasi memang lesu di awal tahun. “Mungkin sebelumnya belum masuk laporannya. Awal-awal tahun kan belum ada apa-apa,” tukasnya.

Julius Wiratno, Deputi Operadi SKK Migas, mengungkapkan ada lima proyek yang berkontribusi dalam mendorong investasi di akhir tahun antara lain adalah Kedung Keris (Exxonmobil Cepu Limited (EMCL), kemudisn proyek Bison-Iguana-Gajah Putri Premier Oil Natuna Sea BV, proyek Temelat oleh Medco E&P Indonesia, Panen yang dikerjakan oleh Petrochina Internasional Jabung Ltd, serta Bambu Besar oleh Pertamina EP.

Proyek Bison-Iguana-Gajah Putri diproyeksi bisa menambah produksi 163 mmscfd. Lalu Temelat sebesar 10 mmscfd, dan Panen 2.000 barel per hari (bph). Kemudian untuk proyek Full Well Stream Kedung Keris diperkirakan akan menambah produksi blok Cepu sebesar 3.800 bph.

Belajar dari pengalaman tahun ini, SKK Migas akan mempercepat pembahasan  rencana kerja dan anggaran (work plan and budget/WP&B) dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) agar investasi hulu migas bisa sesuai perencanaan.

“Makanya kami harapkan sekarang jauh-jauh hari WP&B sudah selesai, supaya jauh-jauh hari bisa lakukan aktifitas,” ungkap Dwi.

Realisasi investasi hulu migas terus turun sejak 2014. Padahal kala itu investasi bisa mencapai US$ 20,38 miliar. Setelah itu, realisasi investasi hulu migas terus anjlok menjadi US$ 15,24 miliar pada 2015, US$ 11,56 miliar pada 2016. Bahkan pernah mencapai titik terendah pada posisi US$ 10,26 miliar pada 2017. Di 2018, realisasi investasi migas sempat naik tipis menjadi US$ 11,99 miliar.(RI)