JAKARTA– PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI), emiten pertambangan, menargetkan perolehan dana sebesar Rp4,7triliun dari penerbitan 18,83 miliar saham baru dengan harga Rp250 per saham melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dari. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja.

“Dana hasil penerbitan HMETED akan digunakan untuk melanjutkan eksplorasi dan produksi emas seiring pabrik baru yang mulai beroperasi,” ujar Irwan Darmawan, Direktur Independen Renuka Coalindo di Jakarta, Kamis (31/1).

Menurut Irwan, saat ini kemajuan pembangunan pabrik pengolahan dengan kapasitas 500 ribu ton ore atau 38,48 ribu troy ounces emas per tahun itu mencapai 70%. Total dana untuk pembangunan pabrik sebesar US$ 26 juta yang berasal dari Wilton Resources Holding Pte Ltd (WRH) yang bertindak sebagai pembeli siaga (stand buy buyer) sekaligus pemegang saham utama Renuka pascapenerbitan saham melalui HMETD. “Karena baru memulai produksi pertengahan tahun ini, produksi diproyeksikan baru 19 ribu troy ounces,” ujarnya.

Dia memproyeksikan, harga emas rata-rata sepanjang 2019 adalah US$ 1.300 per ounce. Dengan asumsi harga emas tersebut, Renuka akan mengantongi pendapatan US$ 24,70 juta dari penjualan emas,

Terkait penerbitan saham baru melalui HMETD, Irwan mengatakan masa perdagangan saham melalui HMETD ini dilakukan 28 Januari- 1 Februari 2019.

Berdasarkan prospektus, ada dua skema rights issue. Pertama, jika seluruh pemegang saham tak melaksanakan haknya, WRH akan melakukan transaksi inbreng (melaksanakan dalam bentuk non-tunai) menggunakan saham PT Wilton Investment. Sisa saham akan diserap oleh pembeli siaga lain. Dana hasil rights issue ini akan digunakan perusahaan untuk modal kerja. Dengan demikian, struktur pemegang saham untuk skema pertama di perseroan yakni 98,04% milik Wilton Resources, sementara publik hanya 0,39% dan Renuka Energy Resource Holdings (RERH) 1,56%.

Skema kedua, jika seluruh pemegang saham melaksanakan haknya, dana sebesar 80% akan digunakan untuk mengambilalihsaham Wilton Investment dari Wilton Resources senilai Rp 3,76 triliun.
Sisanya akan digunakan perusahaan untuk modal kerja. Struktur pemegang saham di skema kedua yakni Wilton Resources memegang 78,74%, sementara publik 20%, dan RERH 1,26%.

Wilton Investment merupakan sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis pertambangan emas dan mineral. (RA)