JAKARTA – Chevron, perusahaan asal Amerika Serikat melalui anak usahanya PT Chevron Pacific Indonesia serius untuk angkat kaki dari proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD). Saat ini proses untuk melepas hak partisipasi (Participating Interest/PI) di proyek IDD sudah berlangsung.

Sonitha Poernomo, Manager Corporate Communication Chevron, mengatakan berdasarkan kajian dan evaluasi yang telah dilakukan, manajemen memutuskan untuk melepas proyek IDD dan meyakini proyek tersebut masih lebih bermanfaat jika diteruskan pengelolaannya oleh operator lain.

Menurut Sonitha, hal tersebut juga berhubungan dengan kelanjutan pengembangan migas di wilayah yang menjadi cakupan proyek IDD.

“Kami percaya proyek IDD akan memiliki nilai untuk operator lain dan Kutei Basin dapat terus dikembangkan dengan selamat,” kata Sonitha kepada Dunia Energi, Kamis (6/8).

Sejak awal 2020 Chevron telah menyatakan rencananya untuk tidak lagi terlibat dalam proyek IDD tahap II yang terdiri atas lapangan gas pada wilayah kerja eksplorasi Rapak dan Ganal, yakni Lapangan Gendalo-Gehem.

Sonitha sebelumnya mengatakan manajemen pusat menilai proyek IDD tidak masuk secara keekonomian (menguntungkan) global Chevron. “Kami harus memasukkan portofolio global. Nah dari segi keekonomian, tidak masuk dalam keekonomian Chevron secara global,” kata dia.

Sampai saat ini belum ada kepastian perusahaan mana yang sedang berdiskusi dengan Chevron untuk menggantikannya sebagai operator dan melanjutkan proyek yang sudah mulai dibahas pengembangannya sejak 2008.

Menurut Sonitha, hingga kini proses pengalihan pengelolaan ke kontraktor lain masih terus berlangsung. Namun sayangnya dia belum mau membeberkan siapa calon pengganti Chevron di proyek IDD

“Kami akan terus bekerja sama dengan SKK Migas dan mitra potensial untuk membantu merealisasikan potensi pengembangan IDD, namun sesuai kebijakan kami tidak dapat memberikan informasi secara rinci tentang negosiasi komersial,” tegas Sonitha.

Ego Syahrial, Pelakana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, sebelumnya menyatakan bagi Chevron proyek IDD masih satu paket dengan posisinya di blok Rokan. Pemerintah sendiri memutuskan tidak melanjutkan kontrak Chevron di blok Rokan dan menyerahkan hak pengelolannya kepada PT Pertamina (Persero) yang akan mulai menjadi operator di sana pada Agustus 2021.

“IDD sudah jelaslah, Chevron kan satu paket dengan Blok Rokan. Kira-kira gitu jawabannya. Kalau dia sudah (tidak di Rokan), artinya dia bareng Rokan,” kata Ego.(RI)