JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan peluang untuk mengakuisisi lahan tambang, terlebih lahan tambang yang telah habis masa kontraknya tetap terbuka lebar. Meski begitu perusahaan tidak akan terburu-buru melakukan aksi akuisisi tersebut.

Apollonius Andwie, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan peluang akuisisi tetap menjadi salah satu strategi dan upaya perusahaan untuk menambah cadangan. Namun aksi itu harus berdasarkan perhitungan yang tepat. Untuk kondisi seperti sekarang,  kemungkinan Bukit Asam tidak akan tegesa-gesa mencari wilayah tambang yang akan diakuisisi.

Apollonius mengatakan secara teori saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan agenda akuisisi tambang. Sebab, seiring tren penurunan harga batu bara, maka valuasi tambang yang akan diakuisisi juga ikut menurun.

“Apakah tahun ini, tentu kami belum bisa jawab secara pasti karena semua ada kajian dari berbagai sisi,” ujar Apollonius dalam sesi konferensi pers virtual, Selasa (15/7).

Meskipun tidak membidik secara khusus wilayah mana yang akan diakuisisi, ada peluang dari wilayah yang dikelola oleh para perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). “Kami masih melihat beberapa peluang atau perusahaan perusahaan IUP yang berpotensi diakusisi PTBA ke depan,” kata dia.

Salah satu kandidat wilayah tambang yang disebut-sebut paling dekat untuk diakuisisi Bukit Asam adalah wilayah tambang bekas PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) yang dicabut hak pengelolannya oleh pemerintah.

Namun Bukit Asam harus menunggu masalah yang membelit wilayah tambang bekas Asmin Koalindo  tersebut selesai sepenuhnya. Pada 2018, Mahkamah Agung telah memberikan penetapan secara hukum pencabutan lisensi atau izin usaha Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) tersebut.

Asmin dijatuhi sanksi tegas karena menjadi jaminan utang perusahaan induk yakni PT Borneo Lumbung Energi Metal kepada Standard Chartered Bank pada 2016. Jaminan utang itu tanpa persetujuan dari pemerintah.

Apollonius menyatakan meskipun nanti masalah legalitas sudah dipastikan dan lahan tambang yang habis kontrak ditawarkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tapi tidak serta merta manajemen langsung akuisisi karena masih menunggu kajian teknis.

“Kalau semua masalah Asmin Koalindo sudah clear, Bukit Asam akan menjajaki dan melakukan studi apakah layak diakuisisi dan bisa menambah nilai bagi perusahaan,” ujar dia.

Opsi pendanaan pun masih banyak dimiliki Bukit Asam, jika benar-benar ingin mewujudkan rencana akuisisi lahan tambang. “Kami masih punya opsi pendanaan yang banyak entah melalui kas internal, obligasi, dan lainnya,” kata Apollonius.(RI)