JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan tahun 2026 hilirisasi batu bara menjadi Artificial Graphite sebagai bahan baku pembuatan baterai lithium sudah memasuki fase komersial. Saat ini tahap penelitian dan uji coba terus dilakukan oleh PTBA bersama dengan BRIN.

Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA, menjelaskan akhir tahun ini tahap penyusunan Basic Engineering Design (BED) Artificial Graphite ditargetkan bisa rampung. “Selesai pada akhir tahun 2025, selanjutnya kami merencanakan pembangunan pilot plan di Tanjung Inim, dan pada tahun 2026 sebagai langkah lanjutan menuju skala komersial,” kata Arsal saat rapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (5/5).

Selama tahap penelitian dan persiapan pembangunan pilot plant PTBA bakal menggelontorkan biaya Rp287 miliar. Seluruh persiapan serta pembangunan pilot plant dilakukan di Tanjung Enim yang dinilai jadi lokasi tepat karena dari sisi fasilitas memang sudah didesain dari hulu hingga hilir pengelolaan batu bara.

“Dari sisi pembiayaan, estimasi total biaya untuk kegiatan riset hingga pembangunan pilot plan ini adalah sebesar kurang lebih Rp287 miliar, yang sepenuhnya kami pandang sebagai bentuk investasi strategi,” Arsal.

Implementasi Anode Sheet berbahan baku batu bara ini merupakan yang pertama di dunia, sehingga dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batu bara. Pengembangan batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet.

Kebutuhan Artificial Graphite dan Anode Sheet akan semakin meningkat di masa mendatang, seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik. Tak hanya untuk industri kendaraan listrik, Artificial Graphite dan Anode Sheet juga dibutuhkan industri-industri lain seperti industri penyimpanan energi, elektronik hingga peralatan medis. (RI)