JAKARTA – Pemerintah dinilai menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan kehadiran LPG 3 kg nonsubsidi yang baru diluncurkan PT Pertamina (Persero). LPG 3 kg nonsubsidi merupakan langkah untuk menata subsidi LPG. Pasalnya, subsidi LPG selama ini cukup besar dan menjadi salah satu beban besar dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Saya melihat ini lebih ke aspek APBN, sebagai langkah awal pemerintah menata subsidi LPG,” kata
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute kepada Dunia Energi, Rabu (4/7).

Dia menambahkan dalam implementasinya, Pertamina hanya sebagai pelaksana. Kalaupun tetap seperti sekarang subsidi harus diganti pemerintah.

Kehadiran LPG non
subsidi bukan strategi Pertamina untuk mendulang keuntungan guna menutupi beban yang diemban dalam menjalankan berbagai penugasan.
Kehadiran LPG 3 kg nonsubsidi justru dorongan dari pemerintah. Artinya, LPG 3 kg nonsubsidi justru bisa menjadi beban baru bagi Pertamina.

“Kalau bagi Pertamina, ini kan produk baru. Ada risiko laku dan tidak, kalau tidak laku ya malah rugi,” kata Komaidi.

Setelah tertunda beberapa kali, Pertamina akhirnya meluncurkan produk LPG Bright Gas kemasan 3 kg. Produk LPG nonsubsidi berwarna pink fuschia tersebut akan mulai uji pasar secara terbuka di dua kota yakni Jakarta dan Surabaya dengan total 5.000 tabung.

Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan varian baru Bright Gas 3 kg sudah mulai di uji pasar di wilayah Jakarta dan Surabaya pada Juli 2018, sebagai tindak lanjut dari market trial (uji pasar) LPG 3 kg nonsubsidi yang telah dilakukan pada November 2017 di Tangerang, Banten.

“Dengan adanya varian baru LPG nonsubsidi kemasan 3 kg, maka masyarakat mampu bisa mendapatkan lebih banyak pilihan LPG Bright Gas dalam berbagai kemasan yang melengkapi keseluruhan jenis Bright Gas Family yaitu kemasan 12 kg, 5,5 kg, 3 kg dan Can (220 gr),”  ungkap Adiatma.

Selama masa uji pasar secara terbuka ini, isi ulang Bright Gas 3 kg akan dijual seharga Rp 39.000 per tabung, belum termasuk ongkos kirim, dan Rp 42.000 per tabung di SPBU COCO. Untuk tabung perdana (tabung plus isi) Bright Gas 3 kg akan dijual di Agen LPG seharga Rp 184.000 per tabung dan di SPBU COCO seharga Rp 187.000 per tabung.

Bright Gas 3 Kg hadir dengan teknologi katup ganda (Double Spindle Valve System) yang lebih aman dalam mencegah kebocoran LPG. Serta untuk menjaga kualitas dan kuantitas isi tabung, Bright Gas 3 kg juga dilengkapi dengan segel hologram yang tidak dapat dipalsukan.

Menurut Adiatma, untuk di Jakarta, Bright Gas 3 kg akan tersedia di SPBU COCO Kuningan, SPBU COCO Pondok Indah, SPBU COCO MT Haryono, SPBU COCO Lenteng Agung, Apartemen Baywalk Pluit, Apartemen Springhills Kemayoran, Apartemen Gading Nias Kelapa Gading, Apartemen Kalibata City, Apartemen Green Pramuka Rawamangun, Apartemen Mediterania Tanjung Duren, dan kawasan perumahan Pondok Indah Kebayoran Baru di wilayah Jakarta, sementara di Surabaya akan dijual di wilayah Pakuwon.

Pertamina juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan tukar tambah. Konsumen cukup menukarkan satu tabung LPG 3 kg dan membayar Rp 81.500,- di Agen LPG nonsubsidi maka konsumen dapat membawa pulang satu tabung Bright Gas 3 kg yang siap digunakan, sedangkan untuk di SPBU cukup menambah Rp. 84.500,-.

“Tentunya pemilihan lokasi penjualan kami sesuaikan dengan kondisi masyarakat yang ada, dimana kami juga melihat adanya kebutuhan masyarakat untuk menggunakan LPG non subsidi dengan kemasan lebih kecil dari 5,5 kg,” ungkap Adiatma.

Pemerintah menjamin kehadiran LPG 3kg nonsubsidi tidak akan menganggu atau mempengaruhi pasokan LPG 3kg subsidi.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan LPG 3kg nonsubsidi merupakan aksi korporasi dari Pertamina. Karena itu tidak ada hubungannya dengan LPG subsidi yang jadi penugasan dari pemerintah karena sudah ada kuota yang ditetapkan dan harus disalurkan sesuai kuota dan kebutuhan.

Namun demikian pemerintah menghimbau bagi masyarakat untuk benar-benar mampu untuk tidak mengonsumsi LPG bersubsidi, apalagi sudah hadir LPG 3kg nonsubsidi.

“Yang jelas tidak ada pengurangan kuota LPG 3 kg subsidi. Tapi kami himbau bagi masyarakat mampu untuk tidak menggunakan yang subsidi. Itu ada hak masyarakat lain yang lebih membutuhkan,” tandas Agung.(RI)