JAKARTA – Penawaran atau lelang blok atau wilayah kerja (WK) migas tahun ini kemungkinan besar tidak akan digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pandemi  Covid-19 menjadi salah satu alasan pemerintah untuk membatalkan rencana lelang blok migas yang semula akan digelar kuartal III-IV 2020.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM mengatakan koordinasi intensif telah dilakukan dengan para pelaku usaha. Hasilnya pemerintah disarankan untuk tidak terburu-buru menggelar lelang karena di saat yang bersamaan pandemi juga masih berlangsung dan efeknya juga diperkirakan tidak akan hilang dengan cepat.

“Tahun ini rencananya kami lelang 12 WK baru, dua WK di antaranya laut dalam, yang ada di Selat Sulawesi dan Kalimantan. Tapi ada pandemi dimana diperkirakan respon Kontrak Kontrak Kerja Sama (KKKS) tidak terlalu baik. Kami lakukan dialog dengan KKKS, mereka sarankan ini di-reschedule kuartal I tahun depan,” kata Arifin di Gedung DPR, Rabu (2/9).

Pemerintah kata dia optimistis dengan lelang kali ini karena sudah mewakili sebagian dari 68 cekungan potensial yang sudah dipetakan.

Adapun 10 dari 12 WK migas tadinya akan ditawarkan secara langsung dan reguler. Untuk penawaran secara reguler terdiri dari WK Merangin III yang berlokasi di Sumatra Selatan dan Jambi (onshore), WK Sekayu yang berlokasi di Sumatra Selatan (onshore), WK North Kangean berlokasi di Jawa Timur (offshore), WK Cendrawasih belokasi di Papua (offshore), dan WK Mamberamo berlokasi di Papua (onshore dan offshore).

Berikutnya untuk WK yang ditawarkan secara langsung, terdiri dari WK West Palmerah yang berlokasi di Sumatra Selatan dan Jambi (onshore), WK Rangkas yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten (onshore), WK Liman berlokasi di Jawa Timur (onshore), WK Bose berlokasi di NTT (onshore dan offshore), dan terakhir WK Maratua II yang berlokasi di Kalimantan Utara (onshore dan offshore).

Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM,  mengatakan blok-blok tersebut memiliki potensi sumber daya (resource) dengan total mencapai 3.436,44 juta barel oil (MMBO) dan gas mencapai 5 Triliun Cubic Feet (TCF). Rinciannya untuk lima blok migas yang dilelang secara langsung memiliki potensi sumber daya sebesar 1.203,69 MMBO serta gas 0,586 TCF. Lalu untuk lima blok yang dilelang reguler memiliki sumber daya minyak sebesar 2.232,75 MMBO dan gas 4,4 TCF.

Menurut Ego, apabila 10%-15% dari sumber daya tersebut bisa berubah menjadi cadangan, maka akan bisa meningkatkan produksi siap jual (lifting) migas ke depannya. “Kalau mau membuktikan menjadi cadangannya berapa harus lewat eksplorasi,” kata Ego.(RI)