JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan kekurangan pasokan gas tidak akan terjadi seiring dengan bertambahnya pasokan dari beberap proyek gas yang akan rampung mulai tahun 2027 nanti.

Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, membantah proyeksi PT PGN Tbk yang sempat membeberkan kekurangan pasokan gas dalam beberapa tahun mendatang.

“Saya kemarin baru pulang dari Kalimantan. Mengecek 2026-2027 lifting kita akan mulai naik. Ya 2025 ini kita belum pernah ada impor gas kok. Belum ada,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (2/5).

Menurut dia penambahan produksi gas nantinya akan berasal dari blok yang dikelola ENI yakni Geng North serta ada juga dari Mubadala yang saat ini kelola temuan cadangan di sumur Layaran dan Tangkulo.

Sebelumnya Arief Setiawan Handoko, Direktur Utama PGN, menjelaskan proyeksi krisis pasokan pada medio tahun 2025 hingga 2035. Menurutnya kekurangan pasokan gas bakal makin terasa saat memasuki tahun 2028.

“Kalau kita lihat dari 2025 sampai 2035, cenderung terjadi short gas di Sumatra bagian utara dan tengah ini turun sejak 2028. Jadi kalau kita lihat sejak 2028 ke 2035 shortage sampai ke 96 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd),” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (28/4).

Secara keseluruhan, PGN memperkirakan neraca gas nasional akan mengalami defisit yang terus meningkat hingga mencapai 513 MMscfd pada akhir 2035.

“Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita, dari 2025 sampai ke 2035 shortage-nya semakin membesar sampai minus 513 MMscfd,” ujar Arief.

Penyebab utama kondisi ini, menurut Arief, adalah menurunnya produksi dari lapangan-lapangan migas eksisting akibat penurunan alami (natural decline), sementara belum ada cadangan baru yang bisa menambal kekurangan tersebut secara signifikan.