JAKARTA – Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) mendorong agar blok-blok migas yang selama ini dikelola PT Pertamina (Persero) bisa dialihkan pengelolaannya ke perusahaan-perusahaan migas milik pemerintah daerah.

Ridwan Kamil, Ketua ADPMET, mengatakan hal itu menjadi fokus konsolidasi yang dibahas dalam raker ADPMET. Masing-masing daerah  juga akan berkoordinasi dalam penyusunan peta potensi migas di daerah-daerah Indonesia.

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil mengatakan pada 2021, ADPMET memiliki target agar daerah-daerah penghasil migas dapat mengelola lahan milik Pertamina yang skalanya kecil. Apalagi saat ini, banyak ladang-ladang minyak milik Pertamina yang belum dimanfaatkan secara optimal.

“Tahun 2021 ADPMET sedang memperjuangkan keadilan agar ladang-ladang minyak Pertamina yang skalanya kecil-kecil bisa kami kelola,” kata Ridwan, Kamis (1/4).

Apabila ladang tersebut dapat dikelola oleh daerah, Kang Emil meyakini akan lebih membawa kesejahteraan untuk masyarakat. “Saya kira akan membawa kesejahteraan untuk daerah-daerah,” kata dia.

Selama ini lapangan-lapangan tua dikelola Pertamina melalui PT Pertamina EP. Hanya saja dengan bentuk organisasi baru kini lapangan-lapangan tua dan berukuran kecil itu dibagi pengelolaannya dalam empat regional.

Berdasarkan data pemerintah, sebaran sumur minyak tua yang masih beroperasi dan sebagian juga tidak beroperasi sekarang berada di wilayah operasi Pertamina EP. Adapun yang termasuk sumur tua merupakan sumur migas yang dibor sebelum 1970-an dan pernah diproduksikan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM status pengelolaan sumur tua pada 2020 mencapai 1.440 sumur.

Pertama, Asset 1 dikelola oleh BUMD PT Pertomuba bertempat Lapangan Babat & Kukui, tahun perjanjian kerja sama 2020-2025 dengan total 565 sumur. Kedua, Asset 4 oleh KUD Wargo Tani Makmur bertempat di Lapangan Tambi dan Nanas tahun perjanjian kerja sama 2014-2019 dengan total 13 sumur.

Ketiga, Asset 4 oleh PERUSDA Purwa Aksara bertempat di Lapangan gabus tahun perjanjian kerja sama 2014-2019 dengan total 27 sumur.
Keempat, Asset 4 oleh KUD Unggul bertempat di Lapangan Cipluk tahun perjanjian kerja sama 2015-2020 dengan total 18 sumur.

Kemudian Kelima, Asset 4 oleh PT Blora Patra Energi bertempat di Lapangan Petak tahun perjanjian kerja sama 2016-2021 dengan total 23 sumur. Keenam, Asset 4 oleh PT Bojonegoro Bangun Sarana bertempat di Lapangan Wonocolo, Dandangilo, Ngrayon tahun perjanjian kerja sama 2019-2024 dengan total 493 sumur.

Ketujuh, Asset 4 oleh PT Blora Patra Energi bertempat di Lapangan Ledok Semanggi tahun perjanjian kerja sama 2020-2025 dengan total 267 sumur. Kedelapan Asset 4 oleh KUD Wargo Tani Makmur bertempat di Lapangan Banyubang tahun perjanjian kerja sama 2019-2024 dengan total 24 sumur.  Lalu terakhir di asset 4 oleh PERUSDA Aneka Tambang bertempat di Lapangan Gegunung tahun perjanjian kerja sama 2019-2023 dengan total 10 sumur.(RI)