TOMOHON – Kontribusi positif PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE/PGEO) kepada masyarakat turut diwujudkan di Area Lahendong, Sulawesi Utara. PGE Area Lahendong memiliki enam unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi secara komersial sejak 2001.

“Dengan total kapasitas terpasang dari Area Lahendong sebesar 120 megawatt (MW), Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong menjadi tulang punggung dalam pemasokan kebutuhan listrik masyarakat yang bermukim di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo,” kata Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi, Jumat (11/8).

Lahendong menjadi salah satu dari 13 WKP yang dikelola langsung oleh PGE dengan total kapasitas terpasang 672 MW. Julfi mengatakan ia optimistis kontribusi asupan listrik dari area Lahendong ini akan bisa mewujudkan ambisi PGE menjadi 1 gigawatt (GW) company dalam dua tahun ke depan.

“Area Lahendong ini merupakan bagian dari strategi penambahan kapasitas terpasang yang dikelola sendiri oleh PGE menjadi 1 GW. Untuk mengoptimalkan potensi listrik, kami menggunakan penerapan teknologi co-generation,” ujar Julfi.

Direktur Operasi Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yani menjelaskan PGE Area Lahendong telah berhasil memasok listrik kepada 133.300 rumah di wilayah Sulawesi Utara.
“Per semester I 2023 PGE Area Lahendong telah menghasilkan pendapatan usaha sebesar US$42.822.000 yang berkontribusi sebesar 20,7% terhadap pendapatan Perseroan,” jelasnya.

Terkait dengan manfaat keberadaan Area Lahendong ini, Julfi mengatakan, pihaknya memiliki komitmen kuat dalam implementasi kebijakan Environment, Social and Governance (ESG).

Dari sisi keberlanjutan lingkungan, Julfi mengungkapkan PGE Area Lahendong mengembangkan wilayah Konservasi Monyet Yaki yang merupakan salah satu satwa endemik Sulawesi Utara dengan status konservasi Kritis (Critically Endangered) melalui kerjasama dengan Yayasan Masarang sebagai Pengelola Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki.

Selain itu, kontribusi positif PGE Area Lahendong juga sudah ditunjukkan dengan pembangunan bank sampah yang kini memiliki 37 nasabah dan menjadi lokasi studi tiru oleh 13 desa di sekitar Minahasa.

“Kehadiran bank sampah telah berhasil mengurangi total 265 kg limbah plastik, 339,5 kg limbah kertas, dan 16 kg limbah kaleng. Pencapaian ini merupakan hal yang membanggakan bagi kami.” kata Julfi.

Selanjutnya, PGE Area Lahendong juga melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM Kelompok Jahit Wanita Maria. Produk hasil dari binaan UMKM ini adalah masker kain dan bean bag.

“Kami juga sudah melakukan kerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tomohon Selatan untuk memberikan pelatihan dan mengembangkan Demonstration Plot (Demplot) agribisnis cabai rawit,” jelas Ahmad Yani tentang kontribusi positif PGE area Lahendong kepada masyarakat.(RA)