JAKARTA – Pemerintah akhirnya menetapkan 14 titik pencampuran solar dengan fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel yang menjadi jatah PT Pertamina (Persero). Penetapan titik serah seiring besarnya alokasi penyaluran biodiesel 20% atau B20 Pertamina.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan Pertamina pada awalnya mengusulkan titik serah dan pencampuran FAME sebanyak 52 titik. Usulan tersebut kemudian diprotes produsen FAME karena banyak titik serah yang terlalu jauh sehingga menelan biaya tambahan.

Setelah negosiasi lanjutan disepakati ada enam kilang ditambah dengan delapan terminal BBM (TBBM), sehingga ditetapkan total ada 14 fasilitas pencampuran B20 Pertamina.
“Diputuskan enam kilang ditambah delapan TBBM yang ditunjuk sebagai tempat blending yang kemudian dari situ disebar,” kata Rida disela EBTKE ConEx di Jakarta, Kamis (30/8).

Rida memastikan solar yang dicampur dengan FAME nantinya akan diolah bukan di depo tapi minimal masih diterminal. Dari situ baru kemudian disalurkan ke berbagai depo maupun lembaga penyaluran milik badan usaha lain di luar Pertamina.

“Pertama ke blending facility, baru diangkut ke depo yang lebih kecil kemudian ke SPBU. Ini FAME dikirim kemana, ya ke 14 itu untuk Pertamina. Diluar 14 itu sudah jadi B20,” ungkap Rida.

Dia menambahkan untuk kendaraan transportasi yang sudah beredar sekarang sudah bisa menyerap B20, karena sebelumnya biosolar yang didistribusikan Pertamina adalah B20 Public Service Obligation (PSO) dan pemerintah tidak pernah menerima keluhan.
“Dari Pertamina sudah B20 kan PSO Pertamina sama AKR, termasuk metromini yang kemarin rebut. Selama ini diam-diam saja,” kata Rida.

Namun Rida mengakui ada relaksasi bagi tiga sektor dan masih diperbolehkan tidak menggunakan B20, yakni untuk alutsista, pembangkit listrik PLN serta kendaraan tambang PT Freeport Indonesia. Khusus alutsista, yang diberikan kelonggaran adalah kendaraan persenjataan, sementara kendaraan operasional TNI tetap menggunakan B20. Untuk pembangkit, memang yang jenis pembangkit listrik dual fuel belum bisa menyerap B20. Kemudian untuk kendaraan tambang Freeport yang letaknya diatas ketinggian dikhawatirkan akan terjadi pembekuan.

Selama relaksasi uji coba akan tetap dilakukan untuk ketiga sektor tersebut dilakukan oleh para pakar BPPT dan dari ITB. “Relaksasi sampai hasil uji selesai. Lagi dikerjakan. Uji jalan enam bulan ya,” tandas Rida.(RI)