JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, berhasil membukukan laba bersih Rp64,81 miliar pada 2016 dibanding tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih hingga Rp1,44 triliun. Kinerja keuangan yang positif ditopang keberhasilan perseroan menekan beban pokok.

Aneka Tambang atau Antam dalam laporan keuangan yang dirilis Rabu (1/3) mencatat beban pokok pendapatan sebesar Rp8,25 triliun pada tahun lalu, turun 20,14 persen dibanding 2015 yang mencapai Rp10,33 triliun. Penurunan beban terutama berasal dari turunnya pembelian logam mulia dari Rp5,78 triliun menjadi Rp3,9 triliun pada tahun lalu. Serta pemakaian bahan bakar dan biaya sewa.

Disisi lain, pendapatan perseroan turun 13,53 persen menjadi Rp9,1 triliun dibanding raihan 2015 yang mencapai Rp10,53 triliun. Penurunan pendapatan terutama akibat turunnya pendapatan dari penjualan komoditas emas sebesar 24,21 persen menjadi Rp5,54 triliun dari sebelumnya Rp7,31 triliun.

Selain emas, pendapatan Antam ditopang dari penjualan feronikel yang membukukan pendapatan Rp2,78 triliun, naik dibanding tahun sebelumnya Rp2,71 triliun. Bijih nikel menghasilkan pendapatan Rp295,16 miliar, perak Rp133,76 miliar, dan batubara Rp129,41 miliar. Serta bijih bauksit yang meraih pendapatan Rp104,18 miliar.

Seiring dengan keberhasilan menekan beban pokok yang lebih besar dibanding penurunan pendapatan, Antam meraih laba kotor Rp851,79 miliar pada tahun lalu, melonjak 336 persen dibanding raihan 2015 sebesar Rp195,14 miliar.(AT)