JAKARTA – Pertamina (Persero) meluncurkan program Pertamina UMKM Academy. Program ini merupakan program pembinaan yang dilakukan secara cepat (fast track) untuk mempersiapkan mitra binaan Pertamina bisa bersaing di dunia usaha dengan skala lebih luas bahkan internasional.

Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina, mengatakan pandemi COVID-19 cukup memukul UMKM. Bahkan lebih dari 50% UMKM yang tergabung dalam mitra binaan Pertamina pun ikut terkena imbas. Untuk itu perlu disiapkan UMKM yang segera bisa merespon kondisi ini dengan berbagai inovasi guna menggenjot usaha.

“Kami menargetkan 500 UMKM mitra binaan mengikuti acara ini, yang terdiri atas empat kelas atau fokus yang berbeda. Nantinya mereka akan mendapatkan berbagai pelatihan guna tingkatkan kualitas produk hingga pengetahuan manajemen mengelola usaha, ” kata Fajriyah dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/11).

Dalam program ini, para mitra binaan terpilh akan dikelompolam berdasarkan hasil verifikasi. Terdapat empat pengelompokkan atau kelas antara lain Go modern, Go digital, Go online dan Go global. Masing-masing kelas terdiri dari 125 mitra binaan.

Pertamina sejak 1993 hingga hingga kini, memiliki 63.000 mitra binaan dengan total penyaluran dana dalam bentuk pinjaman dan donasi mencapai lebih dari Rp3,5 triliun. Sementara hingga kuartal III 2020, sebanyak 610 mitra binaan telah naik kelas. Jumlah tersebut akan bertambah sebanyak 500 melalui program Pertamina UMKM Academy yang akan berlangsung berlangsung mulai 10 November hingga 15 November 2020.

Sebanyak 500 UMKM yang ikut dalam program ini merupakan hasil kurasi dan verifikasi yang dilakukan oleh tim kurator. Kurasi dilakukan dengan mencocokkan kriteria mitra binaan pada program ini, di antaranya sudah satu tahun menjadi mitra binaan Pertamina, memiliki pinjaman dengan besaran tertentu misalnya untuk wilayah non-Papua Rp80 juta dan wilayah Papua-Maluku Rp40 juta, serta memiliki kualitas pembayaran pinjaman yang lancar.

Menurut Fajriyah, dari sisi kondisi usaha, tim kurator akan melihat perkembangan usaha tersebut dari beberapa tahun terakhir. Ditinjau dari stabilitas produksi dan hasil penjualan yang minimal stabil atau terus meningkat. Sedangkan untuk penggunaan teknologi, para mitra binaan peserta UMKM Academy nantinya diharapkan sudah melek digital untuk mempermudah pembinaan hingga naik kelas.

Sejumlah keuntungan akan didapatkan para mitra binaan peserta UMKM Academy, antara lain peningkatan jangkauan pasar produk mitra binaan. Peningkatan pengetahuan mitra binaan dalam melakukan pemasaran secara digital. Dan menambah kesiapan mitra binaan Pertamina agar adaptif terhadap teknologi. Serta adanya standarisasi produk, pelatihan pengelolaan branding, serta penggunaan teknlogi tepat guna.

Dengan naik kelasnya UMKM, diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan. Apalagi UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan banyak menyerap tenaga kerja.

”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Fajriyah.

Rudi Ariffianto, Manager Small Medium Enterprise Program (SMEPP) atau Program Kemitraan Pertamina, mengatakan UMKM yang mendaftar untuk mengikuti kelas UMKM academy cukup membludak ini membuat panitia harus selektif memilih. Menurutnya setelah proses kurasi dan seleksi, ternyata sebagian UMKM tersebut memang belum bisa masuk ke kelas Go global. Untuk itu Perseroan memasukkan sebagiannya ke kelas lainnya.

“Kita masukkan ke dalam kelas-kelas menuju persiapan itu saja,” ujar Rudi. (RI)