JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan melakukan penataan ulang atau restrukturisasi anak dan cucu usahanya. Dalam dua tahun ini ada 25 anak usaha dan cucu usaha yang akan di tata. Penataan sendiri dilakukan dalam bentuk likuidasi dan divestasi.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengatakan tahun ini ada delapan anak dan cucu perusahaan yang diputuskan nasibnya.

“Tahun ini delapan (diputuskan). Tujuh likuidasi, satu divestasi. Sisanya tahun depan. Lalu, paralel kami efisiensi,” kata Nicke dalam video conference, Jumat (3/4).

Menurut Nicke, nantinya ada beberapa aksi korporasi lain yang mengiringi kebijakan likuidasi dan divestasi seperti merger maupun akuisisi.

Pertamina menargetkan bisa menurunkan beban usaha melalui likuidasi dan divestasi 25 anak perusahaannya. Selanjutnya Pertamina akan fokus kepada perusahaan yang langsung memberikan manfaat ke induk usaha.

“Kami juga lebih fokus ke perusahaan yang aktif dan memberikan value addd. Itu jadi dasar kami. Perusahaan aktif akan kami bedakan, yang akan tetap ada,” kata Nicke.

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan 25 anak perusahaan Pertamina yang telah terdata sudah tidak lagi berjalan secara operasional.

Nicke memastikan meskipun akan dilikuidasi dan didivestasi manajemen memastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja. Para pekerja akan dipindahkan ke anak atau cucu perusahaan lainnnya.

“Sebagaian besar secara operasonal sudah nggak berjalan. 25 perusahaan ini quick win. Kebijakan pemerintah nggak akan ada layoff, perusahaan yang dilikuidasi nggak akan layoff yang divestasi, dalam proses semua pekerja akan tetap direkrut,” kata Nicke.

Sementara itu Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan Pertamina dan BUMN lainnya yang akan melakukan strukturisasi jangan sampai terjebak hanya dalam satu aksi korporasi seperti divestasi.

Dia mengingatkan bahwa yang utama dalam setiap restrukturisasi ini adalah konsolidasi, efisiensi. “Jangan terjebak divestasinya dulu. bagaimana kita efisiensi dan konsolidasi. divestasi tidak signifikan karena nilainya kecil sekali. karena itu, kita juga awalnya ini yang paling penting konsolidasi efisiensi,” kata Erick.(RI)