JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Power Indonesia (PPI) segera menetapkan mitra baru dalam pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) terintegrasi dengan fasilitas pengolahan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Bangladesh. Tajudin Noor, Sekretaris Perusahaan Pertamina, mengatakan Pertamina telah memutuskan tidak memperpanjang kerja sama joint study melalui kesepakatan konsorsium  dengan Merubeni. Kerja sama tersebut sejatinya telah selesai pada 27 Juni 2019. Setelah itu, tidak ada pembahasan perpanjangan kerja sama.  Pertamina akhirnya memutuskan untuk memulai proses pemilihan mitra baru.

“Dengan Merubeni itu sudah habis kontraknya pada Juni 2019, sementara belum diperpanjang, Juni kemarin habis. Kayaknya enggak ada (pembahasan perpanjang kerja sama),” kata Tajudin kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

Seleksi mitra baru pada proyek Independent Power Producer (IPP) Bangladesh sudah dilakukan, Pertamina memiliki target penyelesaian dalam pengerjaan proyek tersebut. Apabila tidak ada perubahan maka mitra akan ditetapkan pada bulan ini.

“Kami lagi menjajaki beberapa tentunya, kan kami mencari partner terbaik. Ada target, sepertinya tahun ini harus sudah menetapkan partner karena prosesnya. Kami mau makin mempercepat, ada partner yang sudah firm biar makin cepat dieksekusi. Bulan-bulan ini (November) mungkin ditetapkan sebelum 10 Desember sudah ada mitra baru di Bangladesh,” ungkap Tajudin.

Proyek PLTG di Bangladesh merupakan proyek Pertamina di bawah payung kerja sama antar pemerintah Indonesia dan Bangladesh. Penandatanganan nota kesepahaman proyek disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Bangladesh. Rencananya konsep pembangunan PLTG dengan kapasitas mencapai 1.200 megawatt (MW) itu akan mencontoh PLTGU Jawa 1 yang dikerjakan konsorsium PPI, Merubeni dan Sojitz.

Menurut Tajudin, beberapa calon mitra menjadi kandidat kuat pengganti Merubeni. Meskipun tidak dibeberkan secara detail namun salah satu kandidat kuat  adalah Sumitomo. “Iya (Sumitomo) salah satu kandidat, ada juga yang lain dari Korea Selatan, dari Jepang juga,” ujarnya.

Seleksi difokuskan ke satu mitra lantaran PPI juga akan mencari mitra lokal sebagai syarat dari pemerintah Bangladesh. “Sementara satu mitra dulu, tapi kan harus ada mitra lokal juga,” kata Tajudin.(RI)