TANGERANG – Peningkatan temuan cadangan migas dalam kurun waktu empat tahun terakhir turut mengkerek pamor Indonesia di dunia internasional sebagai tujuan utama untuk berinvestasi di sektor hulu migas khususnya di kawasan regional Asia Tenggara.
Tommy W. Poerwanto, Head of Work Program and Budgeting Strategy Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan berbagai kebijakan turut mendorong minat investasi sehingga kegiatan perusahaan juga meningkat pesat. Banyaknya kegiatan ini juga yang akhirnya mendorong temuan-temuan cadangan migas dengan jumlah yang signifikan.
“Data penelitian menunjukkan Indonesia semakin dikenal sebagai salah satu tempat investasi minyak dan gas yang menarik di Asia Tenggara. Penemuan-penemuan baru, seperti di Andaman, memperkuat potensi minyak dan gas Indonesia serta kepercayaan investor di sektor energi, kata Tommy dalam sesi Breakfast Meeting Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2025, Selasa (20/5/2025).
Data SKK Migas menunjukkan sejak tahun 2020 temuan cadangan migas dari hasil eksplorasi terus tumbuh baik dari sisi kuantitas maupun success ratio. Tahun 2020 hanya ada 10 temuan dan 2021 naik menjadi 13 temuan cadangan migas. Angkanya meningkat drastis pada tahun 2022 menjadi 21 temuan cadangan. Sementara untuk tahun 2023 dan 2024 jumlah temuan cadangannya alami penurunan sedikit menjadi 19 temuan cadangan.
Success Ratio temuan cadangan selama tahun 2020 adalah sebesar 56%, lalu pada tahun 2021 naik tipis menjadi 59%. Tahun 2020 dengan meningkatnya jumlah temuan cadangan success ratio juga melonjak menjadi 84%. Sementara success ratio pada tahun 2023 dan 2024 masing-masing sebesar 61% dan 67%.
Kenneth Gunawan, Vice President Supply Chain PT Medco Energi International Tbk (MEDC), menyatakan berdasarkan data pemerintah Indonesia memiliki 128 basin dan sebagian besar masih belum tersentuh oleh kegiatan eksplorasi atau sekitar 65 basin. Sementara baru 20 basin yang berproduksi dan 27 basin yang ditemukan potensi cadangan namun belum digarap. Masih banyaknya basin yang belum digarap merupakan peluang bisnis yang bisa ditangkap para kontraktor.
“Ini merupakan peluang bisnis. Pengembangan basin-basin tersebut membutuhkan arahan dan dukungan dari berbagai pihak, maka diperlukan partisipasi stakeholders dalam memanfaatkan peluang bisnis tersebut,” ujar Kenneth.
Selah satu dukungan yang bisa diberikan adalah penyederhanaan alur birokrasi melalui penerapan teknologi untuk memudahkan proses administrasi dan koordinasi.
Platform teknoklogi ini memiliki tiga fungsi utama, pertama memungkinkan pengguna untuk mengunggah data administrasi dan keuangan perusahaan. Berikutnya memungkinkan pengguna untuk menandatangani kontrak secara online di seluruh Indonesia.
“Menyediakan informasi mengenai kegiatan dan peluang di industri minyak dan gas Indonesia. Platform ini dapat membantu peserta dalam membuat perencanaan dan strategi bisnis,” jelas Kenneth.
Maria Kristanti Wiharto, Head of the National Capacity and Quality Assurance SKK Migas, menilai faktor penting lainnya yang berpengaruh langsung terhadap kinerja produksi migas para kontraktor adalah kolaborasi serta pengelolaan rantai pasokan.
SKK Migas kata dia mengembangkan platform digital demi mempersingkat alur birokrasi sehingga proses pengadaan juga menjadi lebih efisien. Berdasarkan data SKK Migas Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk approval tender hingga hasil tender di SKK Migas selama periode bulan April 2025 hanya 7,32 hari kerja dari target atau aturan selama 15 hari kerja dengan total efisiensi dari sisi nilai US$344,41 juta. “Jadi durasidalam approval dokumen rata-rata hanya memakan waktu 7 sampai 8 hari kerja,” ungkap Maria. (RI)
Komentar Terbaru