JAKARTA – Setelah mendapatkan kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama dari Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Thorcon Internasional Pte.Ltd menggandeng PT PLN (Persero) untuk melangkah ke tahapan berikutnya yakni melakukan studi persiapan implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT). Thorcon International adalah Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan kepada pemerintah untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

Bob S Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon, mengatakan bahwa studi tersebut akan membahas banyak aspek yang fokus terhadap studi tapak yang akan melibatkan berbagai stakeholders nuklir dan skema bisnis B to B.

“Dalam studi ini akan dilakukan kajian apakah PLTT selain bebas emisi juga dapat memberikan solusi yang ideal yang dapat mengurangi pengunaan batu bara yang selama ini dominan untuk digunakan sebagai bahan bakar PLTU,” kata Bob, Jumat (1/11).

Menurut Bob saat ini cadangan batu bara sudah berkurang, maka sudah waktunya direncanakan dan dipersiapkan sumber energi bersih yang dapat menggantikan peran batu bara.

PLTT adalah salah satu solusi yang memiliki peluang untuk dapat menggantikan PLT batu bara karena memiliki faktor kapasitas 90% jauh di atas PLTU, dapat dibangun dimana saja bahkan mendekati beban, serta memiliki biaya yang lebih murah daripada PLTU.

Sebelumnya, Thorcon International telah bertemu dengan pihak PLN terkait studi persiapan implementasi PLTT, pada 18 Oktober 2019. Pertemuan dihadiri oleh David Devanney, CEO Thorcon International, Bob S Effendi bersama dengan Syofvi F Roekman, Direktur Perencanaan Korporat PLN,  dan Adi Priyanto,  EVP Perencanaan Sistem PLN.

Bob mengatakan hasil studi tersebut akan membuktikan PLTT dapat menjadi komponen penting dari transisi energi, dimana kunci keberhasilan dari transisi adalah menggantikan energi fosil dengan sumber energi bersih bebas karbon yang memiliki kemampuan dan biaya yang sama atau lebih murah dari energi fosil.

Dia juga berharap Menteri ESDM yang baru, Arifin Tasrif, dapat mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berdasarkan hasil studi tersebut.

“Direncanakan studi tersebut dapat selesai pertengahan tahun depan. Harapan kedepannya, pembangunan PLTT dapat memperbaiki bauran energi serta dapat menurunkan cost PLN dan juga menurunkan Tarif Dasar Listrik (TDL),” tandas Bob.(RA)