JAKARTA — Ekonom Salamudin Daeng yang juga Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) menilai pengembangan Hydrogen Refueling Station (HRS) oleh PT Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero) sebagai tonggak portofolio baru energi baru dan energi terbarukan pada sektor otomotif.
 
“Dengan pengembangan Hydrogen Refueling Station atau HRS, membuktikan bahwa sejarah baru telah diukir Indoensia dalam mencapai langkah mewujudkan net zero emission/NZE pada sektor otomotif,” kata Salamuddin kepada media, Selasa(27/2/2024).
 
Sebagai pemain utama, kata Salamuddin, PLN Indonesia Power telah membuktikan komitmen korporasi dalam mendukung target Pemerintah menuju Net Zero Emission 2060. “Sebagai pemegang mandat konstitusi ekonomi Pasal 33 UUD 1945, khususnya disektor energi ketenagalistrikan, PLN Indonesia Power telah membuktikan penggunaan energi bersih,” katanya.
 
Menurutnya, hal itu juga membuktikan bahwa PT PLN Persero melalui subholdingnya PT PLN Indonesia Power telah membuktikan komitmen transisi energi dengan menjalankan transformasi dari energi fosil menuju energi bersih.
 
Pengembangan HRS tersebut, paparnya, akan segera dilanjutkan dengan tidak hanya melulu pada sektor pembangkitan, namun juga pada kendaraan. “PLN Indonesia Power tengah memulai dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik berbahan bakar hidrogen,” ujar Salamuddin.
 
Saat ini, potensi hidrogen yang bisa dihasilkan bisa mencapai 128 ton per tahun atau setara untuk konsumsi energi 450 unit mobil per tahun.  Dengan Pusat Hidrogen yang dimiliki oleh PLN saat ini diharapkan akselerasi penelitian dan pengembangan menuju energi hijau dan bersih.
 
Salamuddin menjelaskan, HRS merupakan hilir dari implementasi Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU. “HRS yang merupakan ekosistem kendaraan listrik ini akan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.
 
Diketahui, Hydrogen Refueling Station/HRS tersebut berlokasi di Senayan. Didalamnya terdapat fasilitas charger electric vehicle berbasis hydrogen, dan Hydrogen Center sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia. “HRS Senayan ini telah diresmikan pada 21 Februari 2024,” ungkap Salamuddin.
 
Secara data, penggunaan HRS ini akan mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak/BBM per tahun. Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi dipastikan terjadi sebesar 4,15 juta kilogram per tahun.