JAKARTA – Indonesia kini bersiap untuk mempersiapkan proyek-proyek strategis yang melibatkan pengembangan energi baru dan teknologi pintar untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal.
Menjawab kebutuhan teknologi pintar, Siemens memperkenalkan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Teknologi pintar Siemens diklaim dapat mempercepat transformasi pada enam sektor industri kritikal, yakni energi, transportasi, smart urban, data center, pertambangan, dan manufaktur.

“Teknologi merupakan pengungkit dan digitalisasi adalah kunci yang memungkinkan transisi menuju infrastruktur pintar. Infrastruktur pintar adalah infrastruktur yang efisien dan berkelanjutan,” ungkap Lamine Jendoubi, Presiden Direktur serta CEO PT Siemens Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa(13/12).

Lamine Jendoubi mengatakan teknologi pintar Siemens memungkinkan pelanggan mempercepat transformasi digital yang lebih efisien, yang akan menciptakan nilai bagi pelanggan dari semua industri.

Bernard, Head of Business Strategy Siemens Indonesia, mengatakan teknologi digitalisasi Siemens dapat mengoptimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu bara sehingga menjadi lebih efisiensi. Ia mengungkapkan sistem digitalisasi telah diterapkan pada PLTU Jawa Power mulai dari feeding coal sampai proses.

Shutdown Pembangkit Listrik Batu Bara itu bagus, tapi tidak akan mudah. Quick win untuk power generation adalah mengoptimalkan power plant yang ada. Target kita membuat efisiensi energi. Kita percaya bahwa teknologi yang kita punya sangat membantu untuk mengoptimalkan aset yang ada. Like it or not, for the next 10 years lebih dari 50 % listrik kita dari batu bara. Sembari itu terjadi, kita optimalkan apa yang kita punya,” katanya.

Siemens telah menciptakan platform bisnis digital baru yang disebut Siemens Xcelerator pada Juni 2022. Portofolio perangkat lunak yang dikurasi ini terdiri dari perangkat keras yang mendukung IoT serta layanan digital berbasis interoperabilitas, fleksibilitas, keterbukaan, dan as-a-service. Siemens Xcelerator juga menyertakan pasar online (marketplace) yang terus berkembang untuk memfasilitasi interaksi dan transaksi antara pelanggan, mitra, dan pengembang.

Siemens juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kehadirannya di Indonesia sebagai mitra teknologi dengan membangun kapasitas manufaktur dan sumber daya manusia lokal, serta memperkuat kerja sama dengan mitra lokal.
“Pendidikan adalah hal penting bagi Siemens. Meningkatkan keterampilan dan kualitas teknis merupakan prasyarat untuk menerapkan infrastruktur yang berkelanjutan. Siemens akan memulai inisiatif kolaborasi dengan fakultas teknik dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk meningkatkan kesiapan insinyur Indonesia di masa depan. Kedepannya, kerjasama ini akan menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),” ujar Lamine Jendoubi.(RA)