JAKARTA – Pemerintah mengakui pemanfaatan gas domestik masih sangat minim, khususnya untui sektor transportasi dan jaringan gas rumah tangga. Dua sektor tersebut sebenarnya berpeluang besar dalam mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri.

Ego Syahrial, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, mengatakan saat ini pemanfaatan gas domestik persentasenya sudah mencapai lebih dari 50%, namun itu semua didominasi untuk industri dan juga pembangkit. Sementara untuk jargas rumah tangga dan transportasi masih sangat sedikit.

“Pemanfaatan transportasi dan city gas
dibawah 2% dari seluruh potensi gas yang ada di Indonesia,” kata Ego disela peresmian SPBG di Karawang, Selasa (17/12).

Dia pun menjamin jika penggunaan gas untuk transportasi dan jargas ditingkatkan, pasokan gasnya masih akan bisa dipenuhi. “Sudah pasti cukup (pasokan gas), baik untuk BBG, mobil CNG ataupun rumah tangga. Tadi bercita-cita 10 juta sambungan rumah tangga 10 tahun ke depan,” tukas dia.

Menurut Ego, penggunaan gas untuk transportasi dan bahan bakar rumah tangga merupakan transisi menuju penggunaan Energi Baru Terbarukan. “Idealnya berubah dari energi fosil ke EBT, tapi kita butuh waktu. Ini proses transisi yang betul-betul paling dekat bisa kita lakukan,” jelas Ego.

Menurut Ego, gas sudah tersedia, yang perlu disiapkan adalah dari sisi infrastrukturnya. Pengembangan gas untuk transportasi dan bahan bakar rumah tangga dalam bentuk jargas tidak akan bertabrakan dengan pengembangan kendaraan listrik ataupun kompor listrik yang tengah didorong oleh pemerintah.

“Ini kan peralihan, sebelum betul-betul beralih ke EBT. Ini adalah proses transisi,” katanya.(RI)