JAKARTA – PT PLN (Persero) berhasil mencatat penjualan terbaik pada tahun 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Perolehan ini meningkat sebesar 15,75 TWh atau 6,17% dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan PLN melakukan berbagai langkah untuk bisa tetap menciptakan kinerja perusahaan yang baik.

“Sesuai arahan pemerintah, PLN all out dalam turut menjaga pemulihan Ekonomi nasional pascapandemi melalui keandalan pasokan listrik bagi industri, bisnis, UMKM hingga seluruh lapisan masyarakat,“ jelas Darmawan, Rabu (8/2).

Realisasi penjualan pada tahun 2022 kata Darmawan merupakan hasil dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan. Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sementara strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru, yaitu program akuisisi captive power dan electrifying agriculture.

“PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program Akuisisi Captive Power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN, sehingga program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 TWh,” ujar Darmawan.

Selain menyasar sektor Industri, Darmawan menjelaskan strategi PLN dalam menjaga pertumbuhan konsumsi listrik juga melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan, yakni program electrifying agriculture. Program agrikultur modern berbasis energi listrik ini sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh.

“Melalui program electrifying agriculture, PLN juga mendorong inovasi pada sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan agar masyarakat yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil, mahal dan merusak lingkungan menjadi berbasis listrik, murah dan ramah lingkungan,” ujar Darmawan.

Selain itu, untuk bisa mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran, seperti promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh

Secara regional, Darmawan juga mengatakan penjualan listrik selama tahun 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34% atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.

Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.

Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53%, tarif industri menyumbang 32,35%, bisnis 17,49 persen, tarif sosial menyumbang 3,69%, tarif publik menyumbang 3,15% dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79%.