JAKARTA – Stok batu bara milik PT PLN (Persero) sebagai bahan baku pembangkit listrik sudah mulai meningkat setelah sempat menipis beberapa hari lalu. Manajemen PLN mengungkapkan saat ini stock sudah membaik atau mencapai lebih dari satu minggu.

Asyadani G Akmalaputri, VP Public Relation PLN, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa per hari ini stock batu bara PLN sudah mencapai 10 hari. Dia menuturkan manajemen terus melakukan koordinasi secara intensif untuk mengamankan pasokan batu bara dengan berbagai stakeholder yang terlibat, terutama dengan para pemasok yang didorong pemerintah dalam hal ini Ditjen Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM.

“Stok sudah mulai meningkat, saat ini rata-rata sudah 10 hari. Kita kerjasama semakin intensif dengan pemasok dalam peningkatannya, dengan dorongan dan arahan minerba tentunya,” kata Arsyadani kepada Dunia Energi, Kamis (12/8).

Sebelumnya berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, stok batu bara hanya tersisa untuk tiga hari. Arsyadani menjelaskan bahwa saat ini PLN dan para pihaktengah berupaya memastikan ketersediaan pasokan listrik cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 139.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan batu bara.

Menurut Arsyadani, kebijakan pemerintah yang baru diterbitkan dengan tujuan untuk memastikan pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri bisa direspon positif para pelaku atau produsen batu bara di tanah air.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan Ditjen Minerba dan kami berharap keluarnya Kepmen tersebut dapat memastikan tercukupinya stok batubara untuk kebutuhan nasional, khususnya untuk pembangkit listrik,” tegas Arsyadani

Para oknum pelaku usaha tambang batu bara diduga kuat lebih memilih menjual batu bara ke luar negeri ditengah peningkatan harga komoditas batu bara saat ini.

HBA Agustus 2021 tercatat melonjak hingga ke level US$130,99 per ton, angka tertinggi lebih dari satu dekade terakhir. Sebelumnya, pada Februari 2021 rekor HBA tertinggi dicatatkan sebesar US$127,05 per ton. Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$115,35 per ton pada Juli 2021.