JAKARTA – Publik tanah air baru-baru ini dikejutkan oleh aksi Greenpeace, sebuah organisasi lingkungan, yang mencegat kapal pembawa minyak raksasa milik PT Pertamina (Persero) di perairan Denmark. Banyak spekulasi beredar terkait sebuah foto yang menunjukkan sebuah kapal berbendera Greenpeace menghentikan laju kapal Pertamina Prime. Salah satu informasi yang beredar ditengah masyarakat adalah kapal tersebut tengah membawa minyak untuk menuju ke Indonesia.

Penelusuran yang dilakukan Dunia Energi mengungkapkan bahwa kapal Pertamina Prime saat ini tidak sedang membawa kargo dengan tujuan ke Indonesia melainkan ke China. Selain itu kapal super tanker tersebut saat ini juga sedang disewakan oleh Pertamina kepada pihak ketiga. Aksi korporasi sewa menyewa kapal itu memang lumrah dilakukan di industri logistik dan perkapalan.

Sumber Dunia Energi menyebutkan aksi Greenpeace yang mencegat kapal Pertamina Prime sudah terjadi minggu lalu dan sejak 2 April lalu sebenarnya kapal tersebut sudah kembali berlayar menuju tujuannya di China.

Dunia Energi mencoba memastikan informasi tersebut melalui situs vesselfinder.com. Dalam situs itu, Pertamina Prime pada pukul 13.28 WIB tercatat tengah berada di timur laut samudera Atlantik dengan koordinat 50.33499 N / 1.47108 W. “Kapal dengan rute ke China berlayar pada kecepatan 13,3 knot dan ditargetkan tiba di tujuan pada tanggal 26 Mei 2022,” dilansir dari vesselfinder.com.

Sumber Dunia Energi menyebutkan saat kejadian kapal sedang melakukan transfer kargo berupa minyak mentah dan sebenarnya tidak diblokir. Greenpeace hanya melakukan protes berlatar belakang kapal Pertamina Prime.

Pertamina juga tidak turun tangan langsung dalam proses mediasi. Menurut sumber pihak penyewa langsung yang menangani kejadian tersebut.

“Pertamina tidak terlibat, kita hanya diberikan informasi saja kalau ada kejadian. Tapi mereka (penyewa) yang urus itu semua dan sekarang sudah selesai kapalnya sejak 2 April sudah berlayar lagi,” kata sumber kepada Dunia Energi. (RI)