JAKARTA – Lama tak terdengar, Ignasius Jonan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di periode pertama Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara terkait kondisi industri hulu migas yang kini sedang terpukul akibat pandemi virus Corona atau Covid-19.

Jonan mengingatkan pemerintah terus mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tidak menurunkan investasi hulu migas di Indonesia di tengah pandemi saat ini. Wabah diperkirakan tidak akan berlangsung lama, di China saja misalnya proses recovery sudah terjadi.

Oil and gas ini long term sector, impact-nya besar diakibatkan wabah enam bulan sampai satu tahun, makanya investasi harus jalan terus,” kata Jonan dalam video conference di Jakarta, Selasa (14/4).

Jonan mencontohkan investasi Inpex di Blok Masela, dimulai sejak 20 tahun yang lalu dan hingga kini masih belum berproduksi. “Itu Blok Masela mungkin baru produksi 2027,” tukasnya.

Menurut Jonan, yang harus dipersiapkan KKKS saat ini dan ke depannya adalah mitigasi dari sisi safety sehingga kegiatan operasional hulu migas tidak akan terganggu dan tetap berjalan.

“Mitigasi tidak akan sama cara menjaga safety yang di-expanded dengan health and environment ini yang harus diantisipasi oil and gas industry,” ungkapnya.

Pandemi Corona telah memberikan pengaruh besar terhadap jumlah emisi di dunia. Inilah yang harus dilihat bahwa masyarakat dunia akan menjadi sangat memperhatikan emisi saat wabah berakhir. Para pelaku usaha di sektor migas juga harus mulai memperhatikan,

bahkan memiliki strategi baru dalam memasarkan produk migasnya.

“Dengan adanya pengurangan emisi besar pasti ada gerakan setelah ini untuk membuat balance bagaimana industri oil and gas bisa lebih bersih. Misalnya, BBM yang polusi tinggi dihilangkan, harus gunakan teknologi lain atau Euro 5,” kata Jonan.(RI)