JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu mulai menjalankan strategi khusus menyusul anjloknya harga minyak dunia hingga di bawah level US$ 30-an per barel. Meidawati, Direktur Utama PHE, mengatakan penurunan harga minyak dunia sangat mempengaruhi bisnis PHE.

Tiga langkah strategis akan dilakukan manajemen PHE. Pertama, memprioritaskan rencana kerja 2020. Kedua, melakukan renegosiasi kontrak barang dan jasa dengan pihak ketiga. Serta ketiga, efisiensi biaya operasi dengan selalu mengedepankan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di semua kegiatan. “Sekarang kami sedang review semua rencana kerja,” kata Meidawati kepada Dunia Energi, Jumat (20/3).

Salah satu rencana kerja yang akan di-review nantinya adalah beberapa program yang seharusnya dilakukan pada kuartal IV 2020. Evaluasi terhadap rencana kerja dilakukan dengan membuat simulasi berdasarkan berbagai parameter, salah satunya harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

“Mungkin rencana kerja yang di kuartal IV kami tunda dulu, tapi semua masih dalam proses evaluasi,” katanya.

Menurut Meidawati, merebaknya wabah virus corona  atau Covid-19 juga turut mempengaruhi program efisiensi yang dilakukan. Evaluasi terhadap program kerja akhir tahun harus disesuaikan dengan kondisi sekarang yang serba virtual.

“Beda suasana kerja karena virus. Walaupun pakai vicon, microsoft teams juga rasanya tidak maksimal,” kata Meidawati.

Pada tahun ini PHE menargetkan produksi siap jual (lifting) migas sebesar 181.510 barel setara minyak per hari (BOEPD), naik dibandingkan target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 sebesar 175.674 BOEPD. Target lifting migas PHE 2020 mencakup lifting minyak sebesar 83.100 barel minyak per hari (bph) dan penjualan gas sebesar 570,11 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara pada RKAP 2019, lifting minyak sebesar 76.971 bph dan gas 572 MMSCFD.

Harga minyak dunia anjlok hingga menyentuh level terendah dalam 18 tahun terakhir, pada Kamis (19/3). Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun ke level US$20,06 per barel. Untuk harga minyak mentah berjangka Brent turun menjadi US$24,52 per barel. Namun pada Jumat (20/3), berdasarkan data Bloomberg, WTI mengalami rebound atau kenaikan menjadi US$26,33 per barel begitu juga dengan Brent naik menjadi US$28,98 per barel.(RI)