JAKARTA – PT Pertamina Lubricants (PTPL) secara resmi mulai mengoperasikan Lubricants Technology Center (LTC), atau pusat riset pengembangan produksi pelumas dengan fasilitas terintegrasi berstandar internasional. Fasilitas ini bahkan diyakini menjadi fasilitas pengembangan pelumas terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Werry Prayogi, Direktur Utama Pertamina Lubricants, menyatakan dengan adanya fasilitas ini PTPL yakin bisa berbicara banyak di pasar pelumas domestik dan internasional.

“Empat tahun membangun LTC ini bangunan yang menjadi kebanggan bagi kami PTPL. LTC ini adalah sebagai bagian upaya kami jadi pelaku bisnis oli di pasar Indonesia dan juga internasional, alhamdulilah masih jadi market leader di indonesia,” kata Werry dalam konferensi pers LTC, Selasa (30/5).

Dia menuturkan kawasan Indocina dan Australia menjadi target ekspansi bisnis PTPL. “Kami ke depan akan kembangkan sayap diluar Indonesia, untuk jangka pendek di indocina dan Australia untuk, diharapkan kami kebih adaptif aspriatif fleksibel dalam jalankan bisnis lubricant,” ujar Werry.

Menurut Werry, konsumsi pelumas diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia ini tidak lepas dari pertumbuhan jumlah kendaraan serta kebijakan pemerintah yang secara langsung juga berdampak pada pertumbuhan industri pelumas di tanah air.

“Pertumbuhan industry pelumnas Indonesia, 2021-2026 mencapai 15% atau 3% per tahun. Indonesia pasar menarik. Jumlah kendaraan beroperasi di sini, kebijakan pemerintah yang emang cukup mendukung tingkat konsumsi lubricant di domestik,” ujar Werry.

Beberapa fasilitas yang berada di LTC antara lain oil clicic

Beberapa fasilitas yang berada di LTC antara lain oil clicic, laboratorium product development, engine test serta sarana edukasi bagi internal kembangkan SDM maupun costumer.

Sari Ichtiani Rahmi, Direktur Sales dan Marketing PTPL, menyatakan industri pelumas sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi untuk itu LTC ini memiliki peran krusial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang termasuk kebutuhan pelumas.

“Belum lagi ada tuntutan lingkungan, pelumas adaptasi memenuhi kebutuhan pasar. Visi kami dan industri sendiri terus berkembang,” ungkap Sari.