JAKARTA – ENI Indonesia melalui Eni East Sepinggan Limited akhirnya merampungkan proyek Lapangan Merakes di Wilayah Kerja (WK) East Sepinggan dan sudah mulai mengalirkan produksi gasnya. Proyek dengan investasi US$1,3 miliar yang berlokasi di Selat Makassar itu diperkirakan akan menambah produksi gas nasional sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada saat puncak produksi.

Eni East Sepinggan Ltd. sebagai operator wilayah kerja tersebut yang dapat mengawal onstream dengan lancar. Perjuangan merealisasi proyek itu membutuhkan usaha yang cukup keras karena adanya pandemi COVID-19 yang muncul sejak awal 2020.

“Proyek ini awalnya ditargetkan untuk dapat onstream lebih cepat pada Kuartal III (tiga) 2020, namun ternyata harus sedikit bergeser dari rencana onstream yang tertuang pada persetujuan POD (Plan of Development) ke Kuartal I (satu) 2021. Tetapi kami bersyukur proyek ini dapat direalisasi dan proses onstream-nya berjalan mulus,” kata Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Rabu (28/4).

Catatan penting dari pengembangan Lapangan Merakes adalah kemampuan sinergi untuk meningkatkan keekonomian lapangan. Kedekatan penemuan lapangan Merakes dengan Floating Production Unit (FPU) Jangkrik memungkinkan Eni memaksimalkan sinergi dengan infrastruktur terdekat yang telah ada untuk meningkatkan keekonomian Lapangan Merakes yaitu dengan menggunakan skema pemakaian fasilitas bersama (FSA/Facility Sharing Agreement).

“Hal ini sangat perlu untuk terus ditingkatkan kedepan dikarenakan potensi yang masih cukup besar dari WK East Sepinggan, Muara Bakau ataupun WK-WK lainnya disekitar fasilitas FPU Jangkrik untuk menjaga tingkat produksi gas di area Kalimantan Timur,” kata Dwi.

Produksi gas dari Lapangan Merakes akan dikumpulkan di manifold bawah laut untuk kemudian dialirkan ke FPU Jangkrik yang terletak sekitar 45 km dari manifold Merakes. Selanjutnya, gas tersebut akan diproses di Jangkrik FPU dan dikirim ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah melalui jalur pipa ekspor Jangkrik yang telah ada.

Proyek pengembangan Lapangan Merakes merupakan proyek laut dalam dimana kedalamannya berada sekitar 1.500 meter dibawah permukaan laut. Proyek ini memiliki 5 (lima) sumur produksi dengan total kapasitas produksi mencapai 450 MMSCFD atau setara 85.000 barel setara minyak per hari (BOEPD).

Kontribusi produksi dari Lapangan Merakes, tambah Dwi, akan menambah suplai gas untuk Provinsi Kalimantan Timur. “Sebagian besar akan diprioritaskan untuk konsumen domestik antara lain industri pupuk dan kelistrikan di Kalimantan Timur serta diolah di Kilang Bontang menjadi LNG.

“Harapan kami, dengan adanya kepastian pasokan suplai gas bagi industri, akan memberikan multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian nasional,” ungkap Dwi.

Dwi mengungkapkan bahwa keberhasilan pengembangan Proyek Merakes menjadi bukti keandalan insan hulu migas nasional, karena untuk kesekian kali telah terbukti mampu menyelesaikan proyek-proyek laut dalam yang dikenal rumit serta memiliki resiko yang sangat tinggi.

Keberhasilan dalam merealisasikan proyek laut dalam patut diapreasiasi secara khusus, karena kesulitan dan risikonya.

“Untuk itu saya mewakili pemerintah, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim dari SKK Migas, KKKS, dan seluruh stakeholder yang telah bekerja lebih dari dua juta jam kerja tanpa adanya fatality, meskipun adanya tambahan kewajiban untuk mematuhi protokol kesehatan,” ungkap Dwi.

Wilayah Kerja East Sepinggan dioperasikan oleh Eni East Sepinggan Limited (65%) yang bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi East Sepinggan (15%) dan Neptune Energi East Sepinggan B.V. (20%). Pengembangan lapangan Merakes dirancang untuk masa produksi 20 tahun.(RI)