JAKARTA – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah rampung dan siap beroperasi tahun ini. Namun demikian ternyata PLTU tersebut tidak bisa beroperasi secara optimal, lantaran jaringan listrik yang belum siap.

Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA, menjelaskan bahwa dari sisi pembangkit sebenarnya sudah siap untuk beroperasi maksimal atau full kapasitas tahun ini hanya saja ternyata pembeli listrik yakni PLN belum siap dari sisi infrastruktur jaringan listriknya.

“Kalau dari kami sih sudah selesai ya. Kami juga sudah punya kesepakatan dengan PLN. Tetapi kami memang masih menunggu dari PLN. Internal PLN sendiri masih ada hal hal yang perlu dikerjakan. Misalnya, pembangunan 500 KvA, masih on going,” kata Arsal, Senin (7/3).

Untuk itu PTBA sudah menjalin koordinasi intensif agar PLTU Sumsel 8 bisa segera beroperasi. Nantinya jika memang setuju maka sambil menunggu pembangunan jaringan selesai PLTU Sumsel 8 bisa memproduksi listrik dan disalurkan melalui jaringan listrik tegangan 275 KvA terlebih dulu. Jika sesuai dengan jadwal maka seharusnya PLTU Sumsel 8 sudah bisa beroeprasi maksimal pada akhir bulan Maret ini.

“Kami akan bicara dengan PLN, paling tidak 275 ke arah gumawang itu bisa diselesaikan tahun ini. Jadi, sebagian dari kapasitas PLTU Sumsel 8 bisa dioptimalkan oleh PLN,” ungkap Arsal.

PTBA bekerja sama dengan perusahaan asal China Huadian Hongkong Company Ltd. dalam pengoperasian PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknologi flue gas deulfurization(FGD) yang berfungsi meminimalisir sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.

Suhedi, Direktur Operasi PTBA, menjelaskan konsumsi batu bara untuk Sumsel 8 jika beroperasi normal dapat mencapai 5,5 juta ton per tahun. Namun untuk tahun ini dengan terbatasnya produksi maka kebutuhan batu bara juga jauh dibawah kebutuhan normal. “Untuk 2022 mungkin sekitar 500.000 karena belum operasi penuh. Sejauh ini, progres pembangunan sudah mencapai 95 persen. PLTU ini ditargetkan dapat beroperasi penuh pada 2022 ini,” jelas Suhedi. (RI)