JAKARTA – Penyediaan energi untuk industri dinilai sangat penting bagi kesinambungan perekonomian, lapangan kerja dan kemandirian. Teknologi penyediaan energi terus berkembang dan dapat dimanfaatkan sesuai peta potensi energi nasional, termasuk teknologi reaktor yang generasi kini sudah jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.

“PLTN thorium dapat menyediakan kebutuhan energi yang semakin meninggi ,” ujar Tumiran, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), dalam Sidang Anggota Dewan Energi Nasional ke 17 di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta, belum lama ini.

Tumiran mengatakan pemanfaatan thorium termasuk diversifikasi energi. Hal ini sejalan dengan aktivitas industri yang telah menyerap investasi dan SDM, juga mensyaratkan keberlanjutan dan jaminan pasokan atau security of supply.

Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan guna memenuhi pasokan energi bagi industri, perlunya pengembangan energi yang salah satunya ialah melalui PLTN thorium.

“Sumber bahan baku thorium ini melimpah di Bangka Belitung. Hal ini sangat diperlukan mengingat ke depan kebutuhan energi untuk industri sangat besar dan tentu dengan harga yang kompetitif,” kata dia.

Di Indonesia, imbuh Saleh, sumber daya thorium di Babel diperkirakan mencapai 170 ribu ton. Dengan perhitungan 1 ton thorium mampu memproduksi 1.000 MW per tahun maka jumlah bahan baku tersebut cukup untuk mengoperasikan 170 unit pembangkit listrik selama 1.000 tahun.Dari sisi total biaya produksi termasuk operasional, pembangkit listrik itu juga lebih murah karena hanya US$ 3 sen per kWH. Sedangkan batu bara mencapai US$ 5,6 sen, gas (US$ 4,8 sen), tenaga angin (US$ 18,4 sen) dan panas matahari (US$ 23,5 sen).(RA)