JAKARTA – PT PLN (Persero) optimis penerbitan global bond akan dilirik  berbagai lembaga pembiayaan internasional. Penebitan global bond akan dilakukan dalam waktu dekat, yakni pada Mei 2018.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, mengakui penerbitan global bond  bertujuan untuk mendapatkan pendanaan segar yang dapat dimanfaatkan PLN, salah satunya untuk membayar obligasi mahal.

“Global bond jalan, segera. Untuk investasi sama modal kerja. Terbesar untuk investasi dan menutup obligasi-obligasi yang mahal,” kata Sofyan saat ditemui di gedung DPR Jakarta, Selasa  (25/4).

I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikask Korporat PLN, menambahkan obligasi internasional atau surat utang negara yang diterbitkan suatu negara dalam valuta asing akan dilakukan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Hongkong dan Singapura.

“Sudah dijelaskan juga tadi oleh Pak Dirut (Sofyan Basir), kami sedang roadshow ke Amerika, Hongkong dan Singapura,” ungkap dia.

Namun Made belum mau membeberkan nilai global bond yang akan diterbitkan. Hanya dipastikan tidak melebihi US$1 miliar.

Dari roadshow yang tengah dijalankan itu, sindikasi penerbitan global bond akan memiliki tenor selama 10 tahun.

Menurut Made, selama ini proyek pembangunan pembangkit listrik merupakan proyek jangka panjang yang rata-rata mampu diselesaikan dalam empat sampai lima tahun. Kemudian ditambah lagi beberapa tahun untuk bisa break event point (BEP).

“Proyek yang kami bangun kan 4 – 5 tahun baru selesai. Setelah itu operasional berapa lama bisa break event point,” ungkap Made.

Menurut Syovfi Roekman, Direktur Perencanaan PLN, PLN masih memfinalisasi rencana penerbitan global bond tersebut. Dari situ baru ditentukan besaran nilai yang diharapkan bisa diperoleh perusahaan.

“Belum (angkanya) tergantung pasar. Kami menginginkan pasarnya pas lagi bagus saat kita masuk,” kata Syofvi.(RI)