JAKARTA – PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya akan menggenjot penjualan listrik pada tahun ini. Berbagai upaya dan strategi telah disiapkan manajemen agar ketersediaan pasokan listrik yang saat ini berlimpah bahkan hingga 1,5 kali lebih tinggi dari kebutuhan bisa terserap pelanggannya.

Doddy B Pangaribuan, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, mengungkapkan realisasi penjualan listrik di Januari 2021 hanya mencapai 2,63 terawatt hour (TWh). Realisasi tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi periode yang sama di 2020 yang mencapai 2,79 TWh. Untuk itu PLN mengusung kampanye Electrifying Lifestyle, sebuah gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi dan ramah lingkungan seperti motor listrik, maupun kompor induksi.

“Bagaimana memanfaatkan kelebihan daya. Sangat sayang ternyata menyisakan cadangan 1,5 dari kebutuhan,” kata Doddy dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis (25/2).

Doddy menuturkan kebutuhan pengisian daya untuk kendaraan listrik bisa dilakukan di outlet stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Oleh sebab itu masyarakat tidak perlu kuatir kendaraan listriknya kehabisan daya.

Selain ke masyarakat PLN juga akan meningkatkan kampanye konsumsi listrik kepada pelanggan Industri besar yang memiliki pembangkit listrik berbahan bakar gas. Ada beberapa tawaran layanan sudah diajukan seperti langganan premium hingga layanan tanpa kedip dimana pelanggan bisa menggunakan listrik 24 jam.

Lebih lanjut Doddy membeberkan pandemi membuat kebutuhan listrik pelanggan bisnis menurun. Dia menyebut pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan turut berpengaruh pada penyerapan daya. Namun dia menegaskan optimismenya penyerapan seiring proyeksi pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi sekitar 4-5%. Ketersediaan daya yang berlimpah mampu menunjang pertumbuhan tersebut.

“Jika pertumbuhan seperti di ramalkan, pengalaman kami maka di kelistrikan bisa tumbuh 3-4%. Semoga saja ya. Kita berdoa saja yang terbaik,” ungkap Doddy.

Berbagai upaya untuk genjot konsumsi listrik pelanggannya memang perlu dilakukan PLN Disjaya. Pasalnya PLN sudah kehilangan potensi pemasukan cukup besar selama bencama banjir di Jakarta dan sekitarnya selama beberapa hari lalu.

PLN Disjaya mencatat kehilangan potensi pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp 960 juta, akibat banjir yang merendam Jakarta dan sekitarnya pada 20, 21 dan 23 Februari 2021.

Menurut Doddy akibat banjir selama tiga hari di Jakarta dan sekitarnya pada akhir pekan lalu, PLN kehilangan potensi penjualan listrik sebesar 803 Kilo Watt hour (KWh),

“Kalau dirupiahkan Rp 960 juta, dalam tiga hari kita kehilangan kesempatan menjual listrik, itu bukan rugi ya itu listriknya yang tidak terjual,” kata Doddy.

PLN terpaksa memadamkan listrik di wilayah terdampak banjir, untuk menjaga keamanan masyarakat dari sengatan listrik. Jumlah gardu padam sempat mencapai 500 unit serta 146 ribu pelanggan yang terdampak.

“Minggu dini hari puncaknya 500 gardu terendam 146 ribu pelanggan yang terdampak,” ungkap Doddy.