NUSA DUA – Asia Tenggara terus didorong menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi sehingga membutuhkan kolaborasi antarpihak. Kolaborasi ini dibuktikan dengan penandatanganan berbagai Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan para Menteri Energi ASEAN.

Kerja sama ini merupakan hasil implementasi dari ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) tahap II tahun 2021 – 2025. Salah satunya ASEAN Power Grid (APG).

“Penadatanganan MoU ini menegaskan kembali komitmen kita bersama untuk meningkatkan interkonektivitas jaringan listrik. Di samping itu, penandatanganan MoU ini menunjukkan bahwa ASEAN Power Grid tetap menjadi program unggulan untuk kerja sama energi di bawah APAEC,” jelas Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM di Bali, Jumat (25/8).

Bentuk kerja sama APG yang telah diteken antara lain interkoneksi listrik di lintas batas Indonesia – Malaysia (Indonesia – Malaysia Cross-Border Power Interconnections). Saat ini, the ASEAN Interconnection Masterplan Study (AIMS) III sendiri mengindentifikasi 18 potensi interkoneksi dengan kapasitas kumulatif 33 Giga Watt (GW) pada tahun 2040.

Agung menambahkan, terdapat dua penandatangan kerja sama. Pertama, antara ASEAN Centre for Energy (ACE), PT PLN (Persero), dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) untuk menggarap potensi interkoneksi antara Sumatera dan Peninsular. “Ini akan menjadi interkoneksi lintas batas bawah laut pertama di kawasan ini,” jelas Agung.

Adapula penandatangan kerja sama,antara ACE, PT PLN (Persero) dan Sabah Electricity Sdn Bdn (SESB) di provinsi Kalimantan dan Sabah. Kerja sama ini memujudkan interkonektivitas keamanan energi berkelanjutan di wilayah Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).

Diharapkan ke depannya, kerja sama di antara badan usaha ketenagalistrikan bisa terjalin tidak hanya di Kawasan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina, namun juga melingkupi seluruh ASEAN.

“Tentunya kerja sama yang terjalin hari ini akan menjadi penguatan dan peningkatan upaya kita semua dalam mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan serta mempercepat proses transisi energi,” pungkas Agung.

Di samping penandatangan MoU di atas, terdapat beberapa kesepakatan antarmitra strategis untuk mempertegas komitmen ACE guna mendorong perubahan positif sektor energi di seluruh kawasan Asia Tenggara. (RI)