JAKARTA – PT PLN (Persero) mengembangkan Gardu Induk (GI) berkapasitas 2×60 MVA, termasuk peralatan lainnya dengan total tambahan investasi sebesar Rp 150 miliar, guna mengantisipasi pertumbuhan listrik kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pengerjaan GI ini diperkirakan selesai pada kuartal IV 2017.

I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, mengatakan penambahan GI dimaksudkan sebagai cadangan dari sistem yang sudah ada saat ini. Total kebutuhan untuk seluruh Bandara Soekarno-Hatta saat ini sekitar 36 MW, dengan kapasitas pasokan 65 MW.

“PLN akan terus berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura 2 dalam menjaga kestabilan pasokan listrik, kami juga sudah mengantisipasi penambahan beban di bandara dengan menambah GI guna meningkatkan keandalan pasokan listrik dan menjaga agar pasokan listrik ke Bandara selalu prima,” kata Made, Senin (15/8).

Sebelumnya, telah terjadi gangguan listrik selama satu jam di terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta pada hari pertama pengoperasian terminal (9/8). PLN mengklaim pasokan listrik ke bandara Soekarno-Hatta dalam kondisi normal.

“Pasokan dari PLN aman, pada saat kejadian kami langsung melakukan pemeriksaan untuk jaringan AP2 dari hasil pemeriksaan tersebut, seluruh jaringan dan pasokan dalam kondisi prima,” ujar Made.

Secara keseluruhan pasokan bandara Soekarno-Hatta memiliki keamanan atau keandalan yang cukup tinggi karena  dipasok dari 2 sub system berbeda yakni Lontar-Kembangan dan MuaraKarang-Gandul melalui tiga Gardu Induk (GI) yaitu Cengkareng, GI Tangerang dan GI Teluk Naga. Pasokan tersebut melalui  empat saluran pemasok (feeder) Tegangan Menengah yang kemudian disalurkan melalui Gardu Hubung.

Made menambahkan sistem pasokan melalui empat jaringan ini dimaksudkan untuk keberlangsungan suplai pasokan listrik yang memadai, artinya jika satu jaringan mengalami gangguan, maka perannya akan digantikan dengan jaringan lainnya.(RA)