JAKARTA – PT PLN (Persero) harus serius merespon gangguan pada pembangkit dan sistem listrik yang akibatkan pemadaman listrik yang dialami pelanggan listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten selama beberapa jam pada Minggu (4/8).

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan perlu ada audit atas sistem Jamali secara keseluruhan. “Apakah penguatan dan peningkatan kehandalan sistem perlu dilakukan, berdasarkan  pada hasil investigasi dan audit tersebut,” kata Fabby, Senin (5/8).

Selain itu, emergency response perlu diperbaiki sehingga penangan gangguan bisa lebih cepat.

Dia juga menegaskan bahwa perlu juga dilakukan investigasi secara serius penyebab pemadaman, oleh regulator yg melibatkan tim independen.

Menurut Fabby, memahami penyebab utama gangguan merupakan langkah awal utk melakukan perbaikan-perbaikan sistem. “Ini praktek lazim di negara lain jika terjadi gangguan seperti ini,”tegasnya.

Dalam penjelasan PLN gangguan beraawal dari berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang. Saluran udara tegangan ekstra tinggi Ungaran-Pemalang terjadi gangguan, tepatnya di sirkuit satu yang disusul sirkuit kedua sehingga dua-duanya terganggu, menyebabkan jaringan SUTB (saluran udara tegangan tinggi) Depok-Tasik mengalami gangguan. Inilah awal pemadaman di sistem Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

“Sejauh ini penjelasan penyebab gangguan hanya dinyatakan oleh PLN tapi apa yang menyebabkan gangguan terjadi tidak dijelaskan. Ini yang perlu diketahui,” tegas Fabby.(RI)