JAKARTA – Keinginan PT PLN (Persero) melalui subholdingnya PT PLN Energy Primer Indoensia (PLN EPI) harus gigit jari lantaran keinginan untuk bisa melakukan niaga gas bumi dipastikan tidak dapat terwujud. Kepastian tersebut dikatakan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Menurut Arifin, PLN diminta fokus untuk mengurus pembangkit listrik, karena sudah banyak perusahaan yang ada di bisnis migas. “Sudah banyak yang main migas,” tegas Arifin saat ditanyakan tentang kelanjutan izin PLN EPI yang ingin melakukan niaga gas, Jumat (28/4).

Dia menegaskan bahwa untuk urusan pasokan gas bagi pembangkit listrik sudah ada perusahaan yang menyalurkannya yakni Pertamina melalui anak usahanya. “Pembangkitkan udah disalurkan (gasnya) oleh Pertamina ngapain buat lagi,” ujar Arifin.

Sebelumnya, PLN EPI memang terang-terangan ingin mendapatkan izin niaga gas bumi dari Kementerian ESDM. Kepastian pasokan gas untuk pembangkit listrik menjadi salah satu alasan utama.

Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PLN EPI, menjelaskan salah satu tujuan utama dari inisiatif PLN EPI mendapatkan izin niaga tersebut adalah demi mengamankan kebutuhan pasokan bagi pembangkit listrik.

Dia memastikan meskipun mendapatkan izin niaga nantinya PLN EPI tetap akan melakukan transaksi seperti biasa atau business as usual. “Karena bagaimanapun di dalam proses energi primer itu tetap kita bertransaksi dengan costumer, jadi meskipun kita sebagai agregator tapi kita tetap bertransaksi maka dari itu kita tetap mengusahakan untuk dapat mendapatkan izin niaga,” ujar Iwan.

Kebutuhan gas untuk pembangkit listrik memang terbilang besar. Menurut Rakhmad saat ini PLN EPI mengelola kontrak gas dan LNG PT PLN (Persero). Di tahun 2023 direncanakan kebutuhan gas/LNG untuk seluruh pembangkit PLN sekitar 1.290 BBTUD. (RI)