BOGOR- Tahun ini tak banyak kontraktor migas yang kinerjanya positif alias bisa berproduksi sesuai target. Sampai-sampai SKK Migas sebagai penjaga pintu gerbang produksi migas Indonesia jauh-jauh harus sudah melempar handuk, minta target produksi dalam APBN diturunkan. Di antara yang sedikit itu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) termasuk yang mencorong

Dalam kuartal pertama 2014, Kendati sempat terkendala akibat kondisi gangguan cuaca buruk di awal-awal tahun, produksi migas anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mencapai 151.830 boepd, melampaui target yang ditetapkan sebesar 144.000 boepd, dengan tren produksi yang terus meningkat.
Presiden Direktur PHE Tenny Wibowo memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi sebesar 161.000 boepd pada tahun ini atau meningkat 7,5% dibandingkan dengan realisasi 2013 sebesar 149.680 boepd menyusul hasil gemilang yang diperoleh perusahaan sebagai operator Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan West Madura Offshore (WMO).

Sebagai operator, total produksi minyak PHE bahkan tercatat mencapai 192.400 boepd hingga April 2014, dengan produksi minyak 111.680 bopd dan produksi porsi bagian PHE berada di kisaran 66.400 bopd. Sementara itu, total produksi gas PHE sebagai operator mencapai 466,5 mmscfd, sedangkan total produksi porsi PHE berikut non operator mencapai 493 mmcfd. Beberapa blok besar seperti Blok ONWJ, WMO, BOB Siak Pusako, JOB PHE Jambi Merang menyokong peningkatan produksi perusahaan.

“Jika melihat tren positif produksi yang terus meningkat setiap bulannya, kami optimistik produksi migas PHE tahun ini akan mencapai sekitar 161.000 boepd yang terdiri dari 72.630 bopd minyak dan 510.8 mmscfd gas. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan program pengeboran yang dilakukan perusahaan di ONWJ, WMO, dan aset-aset lainnya. Khusus untuk pengembangan yang dilakukan di Senoro, baru dapat dinikmati hasilnya tahun depan,” kata Tenny.

Tahun ini program pengeboran sumur pengembangan di berbagai anak perusahaan PHE direncanakan sebanyak 84 sumur pengembangan. Sedangkan untuk sumur eksplorasi direncanakan sebanyak 64 sumur dengan rincian 38 sumur konvensional serta 26 sumur unkonvensional.

Contoh sumur pengembangan yang telah berproduksi adalah Lapangan ULA di PHE ONWJ. Sumur-sumur pengembangan menjadi backbone peningkatan produksi dimasa mendatang.

“Dalam upaya menjaga keberlanjutan tren positif produksi tersebut, tentu saja kami mengedepankan prinsip penggunaan biaya yang sebaik dan seefisien mungkin sesuai target. Dengan perencanaan yang lebih bagus dan realistis serta pelaksanaan di lapangan yang baik sesuai target, kita akan dapat menjawab tantangan yang ada.”

(AH/dunia-energi@yahoo.co.id)