JAKARTA – PT Pertamina Power Indonesia (PPI) menyatakan rencana ekspansi bisnis di luar negeri yakni di Bangladesh masih berjalan. Keterlibatan PPI dalam rencana pembangunan pembangkit listrik di Bangladesh adalah bagian dari kerja sama antar kedua negara.

Dicky Septriadi, Sekretaris Perusahaan PPI, mengatakan pengembangan atau rencana proyeksi gas to power dengan Bangladesh merupakan bagian dari kerja sama antar pemerintah. “Kami (PPI) diberi mandat untuk generate bisnis pembangkitan,” kata Dicky dalam diskusi bersama media, Kamis (1/7).

Menurut Dicky, Pertamina sebelumnya telah menandatangani perjanjian dengan otoritas kelisstrikan Bangladesh. Perjanjian tersebut baru saja diperpanjang. “Pada awal 2021 perjanjian sudah diperpanjang. Kami lanjutkan komunikasi dengan government di sana dan unit bisnisnya, sambil mencoba detailkan lagi progresnya,” ungkap Dicky.

Saat ini Pertamina masih menunggu perizinan dari Bangladesh Power Development Board (BPDP). Pertamina sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Januari 2018. “Karena yang Bangladesh kami tunggu permit (izin) dari local entities di sana, BPDP,” kata Dicky.

Dalam proyek gas to power tersebut BPDB akan bertindak sebagai pembeli listrik yang dihasilkan fasilitas terintegrasi. Awalnya nilai investasi proyek ditaksir senilai US$2 miliar. Proyek tersebut ditargetkan rampung dalam waktu tiga tahun sejak dibangun pada 2019.(RI)