JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan menjadi pemasok bahan bakar pesawat atau avtur tunggal bagi PT Garuda Indonesia Tbk untuk pengisian di stasiun pengisian bahan bakar luar negeri. Saat ini pesawat Garuda melakukan pengisian di 15 stasiun pengisian bahan bakar di beberapa negara.

“Kami dengan Pertamina kerja samanya adalah Garuda akan membeli langsung dan menunjuk langsung Pertamina untuk pengisian bahan bakar avtur di semua stasiun di luar negeri,” kata Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Direktur Utama Garuda Indonesia di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, Kamis (14/3).

Kerja sama dengan Garuda merupakan salah satu sinergi Pertamina dengan beberapa BUMN lainnya dalam rangka penggunaan BBM yang diproduksi perseroan.

Menurut Ari, Garuda akan mendapatkan kemudahan pasokan dengan adanya kerja sama yang disepakati. Ditambah lagi harga yang ditawarkan Pertamina kompetitif.

Sebagai timbal balik dari penyerapan BBM Pertamina, Garuda Indonesia mendapatkan kompensasi perpanjang waktu dalam pembayaran utang ke Pertamina.

Ari mengatakan utang atau kewajiban yang harus dilunasi ke Pertamina mencapai Rp 2 triliun. Pembayaran sebenarnya jatuh tempo pada Desember tahun lalu. Utang sebanyak itu berasal dari Grup Garuda Indonesia (Garuda dan Citilink) dan Grup Sriwijaya (Sriwijaya dan Nam Air) . Pertamina memberikan tambahan waktu selama 18 bulan.

“Jadi jatuh temponya harusnya Desember, tapi sekarang nyicil sampai 18 bulan ke depan. Tapi untuk 2019, Januari ke depan kami bayar lancar,” ungkap Ari.

Nicke Widyawati , Direktur Utama Pertamina, mengatakan kesepakatan restrukturisasi utang piutang dengan Garuda diharapkan menjadi jalan keluar terbaik yang ditempuh Pertamina-Garuda sehingga transaksi jual beli bahan bakar bisa berlanjut.

“Penyelesaian yang ada kemudian diselesaikan dengan skema yang disepakati. Ya diselesaikan supaya kondisi keuangan kedua perusahaan ini baik, transaksi bisa berjalan terus,” tandas Nicke.(RI)