JAKARTA– PT Pertamina Lubricants, anak usaha PT Pertamina (Persero) pada bisnis pengolahan dan pemasaran pelumas (refinery and marketing lubricants) memberi kontribusi laba bersih terbesar kepada sektor hilir (cluster downstream) sepanjang 2016 dengan raihan laba bersih US$ 147,48 juta atau naik 3,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 141,86 juta. Total kontribusi laba bersih empat anak usaha sektor hilir Pertamina mencapai US$ 265,41 juta.

Laporan keuangan tahunan PT Pertamina (Persero) memperlihatkan, sepanjang 2016, Pertamina Lubricants mencatatkan penjualan sebesar US$ 661,42 juta, turun dari US$ 676,61 juta pada periode sama 2015.

Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina lainnya di sektor hilir, mencatatkan laba bersih pada 2016 sebesar US$ 96,03 juta naik 42,52% dibandingkan US$ 67,38 juta pada 2015. Sementara pendapatan Pertamina Patra Niaga cenderung stagnan dari US$ 1,24 miliar ke 1,23 miliar.

Adapun PT Pertamina Retail, anak usaha Pertamina di sektor hilir lainnya, mencatatkan laba bersih US$ 9,65 juta, naik tipis dari US$ 8,11 juta pada 2015. Pendapatan usaha perseroan juga naik dari US$ 784,9 juta pada 2015 ke US$ 804,2 juta pada 2016.

Sedangkan PT Pertamina Trans Kontinenal, anak usaha Pertamina di sektor perkapalan, mencatatkan penurunan laba bersih dari US$ 16,85 juta ke US$ 12,25 juta. Padahal, pendapatan usaha Pertamina Trans Kontinental naik dari US$ 121,38 juta ke US$ 129,06 juta.

Dari sisi aset, Pertamina Lubricants harus kalah dari PT Pertamina Patra Niaga. Pertamina Parta Niaga memiliki aset terbesar, yaitu US$ 781,71 juta, naik dari US$ 634,06 juta. Peringkat kedua adalah Pertamina Lubricants US$ 501,83 juta, turun dari US$ 502,96 juta.

Sementara itu, peringkat ketiga diduduki PT Pertamina Trans Kontinenal naik dari US$ 203,43 juta menjadi US$ 254,02 juta. Terakhir adalah PT Pertamina Retail yang membukukan kenaikan aset dari US$ 771,3 juta menjadi US$ 136,69 juta. (DR)