BALIKPAPAN – PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field bagian dari Subholding Upstream Regional 3 Zona 10, telah menyelesaikan pembangunan Subsea Loading Line yang merupakan proyek penggantian pipa sepanjang 1,6 km untuk mengalirkan produksi minyak mentah dari Terminal Fasilitas Bunyu hingga Pipeline End Manifold (PLEM).

Djudjuwanto, General Manager Zona 10, mengungkapkan proyek ini merupakan wujud dari komitmen Perusahaan untuk senantiasa menjaga keandalan fasilitas operasi migas yang dikelola sehingga dapat terus mendukung penyediaan energi yang dibutuhkan oleh negara, serta penerapan tata nilai AKHLAK yang menjadi pedoman dalam setiap perilaku pekerja dan kegiatan Perusahaan.

“Kami senantiasa memastikan keandalan dan keselamatan operasi migas sebagai prioritas utama. Kami menjalankan prinsip HSSE Golden Rules dan praktik-praktik terbaik di bidang keselamatan sehingga dapat meminimalisir insiden, dan memastikan keberlangsungan produksi migas”, ungkap Djudjuwanto, Jumat (16/9/2022).

Ia menjelaskan bahwa kegiatan perawatan untuk fasilitas yang sudah beroperasi sejak 1985 ini, memegang peranan yang penting dalam kegiatan operasi hulu migas.
”Dengan adanya pemeliharaan yang terencana, diharapkan kegiatan pemeliharaan korektif bisa dikurangi, atau bisa direncanakan lebih awal, sehingga tidak menyebabkan gangguan produksi,” ujar Djudjuwanto.

Penyelesaian proyek ini ditandai dengan penyelenggaraan Completion Meeting Subsea Loading Line Bunyu di Balikpapan yang dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Perwakilan Kalimantan Sulawesi (SKK Migas Kalsul) Azhari Idris, Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Instansi Pemerintah Kabupaten Bulungan, serta Pemerintah Kecamatan Bunyu, termasuk Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Bunyu Abdul Wahid, General Manager Zona 10 dan pemangku kepentingan lainnya, (2/9).

Azhari Idris menyampaikan bahwa kegiatan pembangunan subsea loading line ini adalah penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Keberlangsungan dan kelancaran produksi dan pengapalan minyak dari Bunyu melalui pipa yang baru ini akan berbuah menjadi pendapatan daerah dalam bentuk bagi hasil migas. Oleh karena itu, bila ada gangguan terhadap pipa tersebut, maka akan memberikan dampak negatif bagi Perusahaan, pemerintah, dan negara,” ujar Azhari.

Azhari menambahkan bahwa dengan target pemerintah sebesar 703 ribu barel per hari di tahun 2022, SKK Migas berharap pembangunan pipa ini menjadi salah satu upaya memastikan kontribusi untuk negara dapat terus dipenuhi.

PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PHI. Selama 3 tahun terakhir rata-rata produksi minyak PEP Bunyu Field sebesar 5.500 BOPD dan gas bumi sebesar 8 MMSCFD, yang dihasilkan dari struktur Bunyu, Bunyu Nibung dan Bunyu Tapa. Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), PEP Bunyu Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.(RA)