LANGKAT – Salah satu inisiatif dalam transisi energi dan upaya dekarbonisasi dimulai melalui pemanfaatan biogas dari limbah perkebunan sawit dalam skala besar atau industri dalam bentuk BioCNG atau CBG (Compressed Biomethane Gas). PT United Kingdom Indonesia Plantation bekerja sama dengan PT KIS Biofuels Indonesia akan membangun pabrik BioCNG di Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

Pengolahan limbah sawit menjadi CNG tersebut diproyeksi bisa menghasilkan gas yang nahkan bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar menggantikan LPG.

Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan berbagai cara ditempuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) yang merupakan tindak lanjut dari Paris Agreement dan disahkan melalui UU Nomor 16 Tahun 2016. Dalam NDC disampaikan bahwa target penurunan emisi Indonesia pada pada 2030 mencapai 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Bahkan sebagai upaya penguatan komitmen ini, Indonesia telah memperbarui NDC pada uli 2021 dan bertekad mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.

Menurut Edi, pembangunan pabrik BioCNG jadi salah satu cara untuk mendukung pencapaian target pemerintah.

Proyek pembangunan pabrik BioCNG ini diklaim sebagai proyek transisi dan dekarbonisasi energi dengan pemanfaatan limbah sawit terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara karena secara total rencananya dibangun 24 fasilitas serupa lainnya sehingga total ada 25 pabrik BioCNG masing-masing dengan kapasitas 15.500 M3 BioCNG/hari. Dengan tolal 387.000 M3 BioCNG diperkirakan akan dihasilkan pengurangan 3,7 Juta ton Co2 per tahun dan menghasilkan 3,7 juta kredit karbon per tahun.

“Proyek BioCNG Plant ini merupakan pembangunan pertama dari 25 proyek serupa yang akan dibangun hingga  2024. Dengan pembangunan Proyek BioCNG diharapkan dapat ini menjadi salah satu upaya baik dari KIS Group dalam ikut serta mensukseskan program peningkatan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional,” kata Edi, dalam ground breaking pembangunan pabrik, Rabu (28/9).

Pengembangan Proyek BioCNG di industri kelapa sawit akan membantu perkebunan/pabrik kelapa sawit mengurangi emisi karbon, mengatasi masalah limbah serta membantu industri terdekat untuk lebih memanfaatkan EBT sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dekarbonisasi.

Selain itu, proyek BioCNG diharapkan bisa membantu membuka lapangan kerja ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar yang sehingga mampu memberikan multiplier effect.

BioCNG merupakan pemurnian biogas dengan memisahkan komponen karbon dioksida (CO2) dan karbontetraoksida (CO4) serta menghilangkan komponen gas imperitis lainnya untuk menghasilkan gas metan dengn kadar di atas 95% sehingga karakteristik dari biometan ini menyerupai dengan CNG.

Pengembangan BioCNG dengan skala komersil dapat digunakan sebagai bahan bakar non listrik seperti sektor transportasi dan bahkan juga bisa sebagai substitusi LPG yang dapat digunakan untuk industri. L

Sumber bahan baku untuk memproduksi BioCNG cukup beragam. Sebagai negara penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar dan kaya hasil sumber daya alam, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memanfaatkan limbah CPO dan juga limbah pertanian serta limbah peternakan lainnya untuk menjadi biogas maupun biometan.

Ragunath, CEO KIS Group menjelaskan limbah swait yang dihasilkan sekitar 60% dari Tandan Buah Segar (TBS). Dengan jumlah lahan sawit yanh begitu luas di tanah air tentu potensi BioCNG sangat besar.

“Jadi kalau olah 100 ton dapat limbah 60 ton. Dia diproses keluarkan biogas. KIS tambah plant processing memurnikan biogas dari 50-60% ke 90% metana naik. Produk itulah yang diambil Unilever,” ujar Ragunath.

Sementara itu, Saikrisna Devarakonda, Managin Director PT Unilever Petrochemical, menyatakan penggunaan BioCNG akan menambah portofolio upaya dekarbonisasi yang sedang gencar dilakukan. “Ini bagian strategi besar Unilever secara global melalui dekarbonisasi ,” ungkap Saikrisna. (RI)