JAKARTA – PT RMK Energy Tbk (RMKE) mempertahankan capaian zero Fatality Frequency Rate (FFR) dan Lost Time Injury Frequency Rate (LTIFR) pada tahun 2022. RMKE menyatakan tidak ada fatality dan jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja dari setiap satu juta jam kerja operasional.

Perseroan akan terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja kuantitatif program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) ini dengan melaksanakan pengelolaan keselamatan kerja, diantaranya mengadakan sosialisasi, pelatihan serta evaluasi untuk memastikan lingkungan kerja yang kondusif bagi pegawai.

Pada awal tahun ini, RMKE turut berpartisipasi menyemarakkan pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (BK3N) di area kerja Sumatera Selatan dengan mengusung tema yang sama yaitu “Terwujudnya Pekerjaan Layak yang Berbudaya K3 Guna Mendukung Keberlangsungan Usaha di Setiap Tempat Kerja”. Pelaksanaan BK3N pada tahun ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis, implementatif dan promotif selama periode 12 Januari – 12 Februari 2023.
Selain itu, berbagai pelatihan K3 juga diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan seluruh karyawan RMKE Grup dalam menangani kondisi darurat seperti pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan cerdas cermat dengan tema Keselamatan Pertambangan dan Lingkungan Hidup (KPLH).
Anak usaha RMKE, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), juga aktif mempromosikan kegiatan BK3N 2023 ke masyarakat di sekitar area kerja melalui kegiatan “Goes to School“.

William Saputra, Direktur Operasional RMK Energy, menekankan bahwa manajemen RMKE berkomitmen untuk selalu mengutamakan implementasi K3 dalam setiap aktivitas operasional mulai dari hulu ke hilir dengan mengadakan briefing rutin, sosialisasi, pelatihan serta
evaluasi untuk memastikan lingkungan kerja yang kondusif bagi pegawai.

PT RMK Energy Tbk didirikan pada 22 Juni 2009 dan resmi tercatat di PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 29 November 2021. Perseroan bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batubara yang meliputi bongkar muat batubara melalui jalur kereta api di Sumatera Selatan, jasa pelabuhan batubara, serta penjualan batu bara dari tambang in-house dan pihak ketiga. Perseroan memiliki beberapa fasilitas di Sumatera Selatan seperti Stasiun Muat Gunung Megang, Stasiun Bongkar Simpang, hauling road sepanjang 8 km, Pelabuhan Musi 2 dan tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim.

“Harapan manajemen kedepannya dengan penyelenggaraan kegiatan ini, semua pihak dapat melakukan upaya konkret terhadap pelaksanaan K3 di lingkungannya masing-masing dengan berpartisipasi dalam programprogram KPLH, sehingga budaya K3 benar-benar terwujud disetiap tempat kerja,” ujar William, Rabu(25/1).(RA)