JAKARTA – Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat dan pelemahan dolar mendorong kenaikan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober sebesar US$1,27 atau 1,82% menjadi US$71,12  per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).

Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman November ditutup US$0,37 atau 0,47% lebih tinggi pada 79,40 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Laporan yang diterbitkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (19/9) menyebutkan stok minyak mentah komersial di Amerika Serikat (AS) turun 2,1 juta barel dalam sepekan lalu yang berakhir 14 September menjadi 394,1 juta barel, tingkat terendah sejak Februari 2015,

Persediaan bensin juga turun 1,7 juta barel dibandingkan perkiraan untuk penurunan 100.000 barel.

“Itu adalah laporan yang benar-benar bullish,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York, seperti dikutip Antara dari  Reuters.

Konsumsi bensin biasanya naik di musim panas dan berkurang di musim gugur, tetapi permintaan tetap kuat di minggu terakhir, diperkirakan 9,5 juta barel per hari.

Selain itu, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,11% di sesi sore pada Rabu (19/9).

“Dukungan aktif dari perkembangan harga semacam itu atau tidak adanya tindakan penanggulangan yang disengaja (tidak ada tanggapan pasokan) terlihat tidak mungkin di lingkungan politik saat ini, dan Trump sekarang dikenal dengan kebijakan luar negeri agresif,” kata sebuah laporan oleh JBC Energy yang dikeluarkan pada Rabu (19/9).

Para pelaku pasar baru-baru ini menunjukkan perhatian besar atas pasokan minyak mentah yang lebih sedikit dari Iran dan ekspansi produksi lebih lemah dari yang diperkirakan dari Arab Saudi.(AT/ANT)