JAKARTA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia sekaligus Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan, mencatatkan kinerja positif sepanjang Januari-September 2021. Hal itu dibuktikan dari pendapatan perusahaan yang mencapai US$1,01 miliar atau setara Rp14 triliun (unaudited).

Agus Amperianto, General Manager PHM,  mengatakan capaian pendapatan perusahaan hingga kuartal III 2021 itu naik US$ 173,94 juta dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US$836,32 juta. Penopang peningkatan pendapatan PHM salah satunya dari kenaikan harga minyak dan gas.

“WAP liquid dan gas per kuartal III 2021 adalah sebesar US$64,79/barrel dan US$5.98/MMBTUu, naik dibandingkan kuartal III 2020 adalah sebesar US$39,67/barrel dan US$ 5,28/MMBTU,” ujar Agus, kepada Dunia Energi, Rabu (20/10).

Dari sisi produksi, hingga akhir September 2021, berdasarkan data SKK Migas yang dilansir Selasa (19/10), PHM mencatatkan produksi gas sebesar 537 MMScfd dan realisasi salur gas 489 MMScfd atau 112,3 persen dari Work Plan and Budget (WP&B). Sementara itu, lifting minyak PHM tercatat 25.199 barel per hari/BPH (year to date) atau 114,4% dari target lifting year to date dalam WP&B. “Untuk minyak, kontribusi PHM adalah dari lapangan Handil dan Bekapai,” ujar Agus.

Capaian positif ini menjadikan PHM berada di posisi kedua setelah Medco E&P Natuna dengan realisasi lifting 127,7 persen dari WP&B. Sementara itu, lifting sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya, terutama KKKS besar, masih di bawah target.

Mobil Cepu Limited, misalnya, operator Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur itu mencatatkan lifting 207.297 BPH atau 94,7 persen dari target WP&B. PT Pertamina Hulu Rokan  membukukan lifting 159.973 BPH atau 97 persen dari WP&B. Adapun  PT Pertamina EP  mencatatkan lifting 70.608 BPH atau 86,1 persen dari WP&B dan Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd sebesar 26.965 BPH atau 96,3 persen dari target dalam WP&B. (DR)